digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Reaktor AP1000 merupakan reaktor nuklir Generasi III+ yang menerapkan fitur keselamatan pasif, diantaranya pada sistem pendinginan sungkup dengan udara yang bersirkulasi alamiah. Sungkup dilengkapi dengan bafel dalam yang berfungsi sebagai pengarah aliran udara agar pendinginan berlangsung optimal. Lebar celah diantara sungkup dan bafel mempengaruhi proses perpindahan panas yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik perpindahan panas yang terjadi akibat adanya perubahan lebar celah. Penelitian difokuskan pada studi eksperimental pada model sungkup AP1000 skala laboratorium dengan melakukan variasi lebar celah pada berbagai daya pengoperasian. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 4 tahap, yaitu perancangan bafel dalam dengan pedoman uji similaritas, perakitan bafel dengan berbagai variasi ukuran diameter beserta instrumentasi yang diperlukan, kalibrasi alat dan pengambilan data. Pengambilan data dilakukan pada saat transient maupun steady state dengan memvariasi laju panas dan tingkat daya pemanas maksimum hingga 8.000 W. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien perpindahan panas menurun pada lebar celah dalam yang terlalu menyempit atau melebar, dimana lebar celah dalam optimum sebesar 1 cm. Fluks panas kritis pada bagian silinder konsentris untuk lebar celah dalam 0,5 cm dicapai pada fluks panas 418,28 W/m2, untuk lebar celah dalam 1 cm pada fluks panas 553,52 W/m2 , untuk lebar celah dalam 2 cm pada fluks panas 1.068,17 W/m2, dan untuk lebar celah dalam 3 cm dicapai pada fluks panas 841,97 W/m2. Sedangkan fluks panas kritis pada bagian sektor ellips untuk lebar celah dalam 0,5 cm dicapai pada fluks panas 238,034 W/m2, untuk lebar celah dalam 1 cm pada fluks panas 553,52 W/m2 , untuk lebar celah dalam 2 cm fluks panas 1.068,17 W/m2, dan untuk lebar celah dalam 3 cm dicapai pada fluks panas 841,97 W/m2.