digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan sektor industri dan konstruksi yang terjadi di Sulawesi Selatan dari pelita ke pelita semakin meningkat. Peningkatan pertumbuhan pada sektor industri dan konstruksi ini disertai pula dengan peningkatan kebutuhan pada sektor-sektor pendukungnya. Salah satu sektor yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan industrialisasi adalah sektor bahan galian golongan C. Untuk mengetahui seberapa besar permintaan bahan galian golongan C pada sektor industri dan konstruksi dan sejauh mana kontribusi bahan galian golongan C terhadap perekonomian regional Sulawesi Selatan serta apakah sector ini dapat mendorong pertumbuhan sektor produksi lainnya, maka dilakukan analisis mengenai permintaan bahan gailian golongan C di Sulawesi Selatan dengan pendekatan model Input-Output tahun 1995. Data yang dipaka untuk menganalisis dampak ekonomi sektor ini diambil dari hasil penyusunan tabel input-output Provinsi Sulawesi Selatan tahun 1995 dengan klasifikasi 21 sektor yang dilakukan dengan teknik survei Hasil penelitian menunjukkan : Nilai Permintaan bahan galian golongan C pada tahun 1995 mencapai Rp 136,23 milyar. Permintaan terbesar antara lain berasal dari sektor bangunan/konstruksi sebesar 80,6% dan sektor industri semen sebesar 13,48% sedangkan untuk ekspor persentasenya sangat kecil yakni sekitar 1,16%. Nilai tambah bruto Propinsi Sulawesi Selatan tahun 1995 mencapai Rp 10, 42 triliun; sumbangan terbesar antara lain dari sektor padi sebesar 15. 25% dan perdagiuigan 13,8%; kontribusi nilai tambah bruto bahan galian golongan C sangat kecil hanya sebesar 1,09 % terhadap nilai tambah bruto Sulawesi Selatan. Bahan galian golongan C rnemiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan sector industri yang berbasis pada bahan galian golongan C dan sektor bangunan/konstruksi di masa mendatang.