digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Anak dengan autisme merupakan salah satu elemen nyata dalam masyarakat Indonesia yang memiliki hak yang sama dalam pendidikan dan perkembangan. Stigma yang melekat pada anak-anak dengan autisme yang diberikan masyarakat Indonesia pada umunya justru menekan perkembangan dan penyembuhan anak pengidap autisme menjadi bagian masyarakat yang lebih baik. Beberapa lembaga pendidikan kemudian didirikan untuk menampung potensi dan melaksanakan pendidikan untuk anak dengan autisme. Dalam pelaksanaan pendidikan yang telah dilakukan di tengah-tengah masyarakat, terdapat kendala dalam meningkatkan hasil pembelajaran dan terapi bagi anak-anak dengan autisme tersebut. Untuk mengkaji keternyataan dalam bidang pendidikan anak dengan autisme dilakukan penelitian dengan fokus pemberian education games sebagai saran penunjang pendidikan bagi anak dengan autisme di Yayasan Total System Bandung. Pada lembaga ini dilaksanakan bentuk-bentuk pembelajaran konvensional bagi anak dengan autisme yang secara ilmiah-praktis menarik untuk dikaji dan perlu mendapatkan strategi penunjang pendidikan dan terapi inovatif bagi anak dengan autisme. Melalui metode penelitian eksperimen-kuasi, penelitian dengan topik Education Game Sebagai Media Penunjang Pembelajaran dan Terapi Bagi Anak Dengan Autisme di Yayasan Total System Bandung bertujuan untuk mengungkap sejauh mana pemberian education games mampu memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran dan terapi akademik bagi anak dengan autisme. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu : Pertama, Produk education games yang digunakan sebagai media penunjang pendidikan bagi anak dengan autisme di Yayasan Total System meliputi jenis education games Bobby Bola, Aku Senang Sekolah dan Tebak Gambar. Ketiga jenis education games ini memiliki konten pendidikan dan hiburan yang diminati peserta didik; Kedua,Dalam menggunakan produk education games, anak dengan autisme memiliki kecenderungan yang sama dalam hal perilaku bermain dengan anak-anak normal . Perbedaan yang mencolok adalah perlunya bimbingan dan pengawasan atas perilaku yang berlebihan dalam menanggapi stimuli yang diberikan produk games tersebut; Ketiga, Pemberian education games bagi anak dengan autisme dapat dilakukan dengan melakukan penyesuaian antara konten games dan kurikulum pendidikan yang ingin dicapai; Keempat, Education games mampu digunakan sebagai media penunjang pendidikan, jika mengacu pada data peningkatan hasil pembelajaran pra dan pasca pemberian education games.