digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Ariqsyah Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Ariqsyah Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Ariqsyah Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Ariqsyah Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Ariqsyah Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Penentuan intensitas hujan rencana yang akurat merupakan tahap krusial dalam perancangan infrastruktur hidrologis untuk mitigasi risiko bencana seperti banjir dan longsor. Persamaan Mononobe adalah salah satu metode empiris yang sering digunakan di Indonesia untuk mengestimasi intensitas hujan durasi singkat, namun aplikasinya memerlukan validasi terhadap karakteristik hujan lokal untuk menghindari kesalahan desain. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja Persamaan Mononobe serta membandingkan penggunaan seri data tahunan dan seri data parsial dalam mengestimasi intensitas hujan rencana durasi singkat (1-6 jam) untuk periode ulang 20 tahun. Pada penelitian ini digunakan data curah hujan dengan ketelitian 10 menit yang didapatkan dari stasiun pengukuran site tambang PT XYZ. Metodologi penelitian mencakup agregasi data hujan historis beresolusi 10 menit menjadi data hujan maksimum durasi 1 hingga 6 jam. Untuk setiap durasi, dibentuk seri tahunan dan seri parsial yang kemudian dianalisis menggunakan metode Distribusi Gumbel untuk mendapatkan curah hujan rencana. Nilai ini selanjutnya digunakan dalam Persamaan Mononobe untuk menghasilkan intensitas hujan rencana yang dibandingkan dengan data aktual. Hasil analisis menunjukkan bahwa Persamaan Mononobe secara konsisten menghasilkan nilai yang cenderung underestimate untuk periode ulang 2, 5, 10, dan 20 tahun, walaupun ada beberapa skenario yang menunjukkan hasil yang overestimate. Temuan ini mengindikasikan adanya potensi kegagalan pada infrastruktur yang dirancang menggunakan metode ini. Selain itu, teridentifikasi pola deviasi yang unik, di mana kesesuaian terbaik antara nilai rencana dan aktual terjadi pada durasi 2 jam. Disimpulkan bahwa penggunaan Persamaan Mononobe tanpa adanya penyesuaian dengan karakteristik hujan lokal tidak disarankan karena hasil perkiraan yang telah dilakukan tidak dapat mengakomodasi hujan maksimum yang terjadi.