digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagai lapisan paling luar dari tubuh manusia, kulit bertanggung jawab untuk melindungi tubuh dari ancaman internal dan eskternal, seperti bahan kimia, patogen, sinar UV, dan masih banyak lagi. Barier kulit harus berada pada kondisi optimal sebelum dapat menjalankan fungsinya dan salah satu faktor yang paling penting dalam menjaga kesehatan kulit adalah mikrobioma kulit. Meningkatnya kebutuhan produk perawatan kulit, khususnya pada produk yang diklaim sebagai produk alami, membuka kesempatan untuk memanfaatkan mikroorganisme sebagai komponen kunci. Bifidobacterium longum dan Lactobacillus rhamnosus adalah contoh bakteri yang sering digunakan untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Penelitian terkini juga telah menunjukkan efek kedua bakteri tersebut terhadap mikrobioma dan kesehatan kulit. Meskipun demikian, penggunaan bakteri hidup dalam produk komersil menghasilkan tantangan akibat sulitnya menjaga viabilitas bakteri. Dalam hal ini, produksi dan formulasi lisat bakteri menjadi solusi yang bermanfaat. Sel B. longum dan L. rhamnosus dilisis menggunakan sonikasi dan diliofilisasi, sehingga diperoleh lisat kering. Lisat kemudian diuji terhadap S. epidermidis, S. aureus, C. acnes, dan campuran ketiga bakteri tersebut melalui pengukuran OD625. Lisat diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan S. epidermidis serta menurunkan pertumbuhan S. aureus dan C. acnes. Lisat kemudian diformulasikan dalam bentuk serum sebelum stabilitasnya diuji berdasarkan parameter organoleptik, pH, viskositas, daya serbar, dan aktivitas setelah penyimpanan selama tujuh hari. Kombinasi lisat dengan konsentrasi 3200 ppm (1:1) menunjukkan aktivitas terhadap bakteri uji. Formulasi serum mencangkup CMC-Na, propilen glikol, disodium EDTA, fenoksietanol, minyak atsiri, dan air. Walaupun ketidakstabilan tampak pada pH, viskositas, dan daya sebar sediaan, aktivitas serum terhadap S. aureus, C. acnes, dan campuran ketiga bakteri tetap terjaga.