digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah gangguan sistem endokrin yang umum pada perempuan usia reproduktif, dengan gejala seperti gangguan menstruasi, anovulasi, dan hiperandrogenisme. Terapi konvensional menggunakan obat–obatan antagonis reseptor androgen, seperti spironolakton, bicalutamide, flutamide, dan siproteron asetat (CPA), namun efek samping sering terjadi. Teh spearmint (Mentha spicata L.) telah terbukti efektif dalam menurunkan kadar androgen, tetapi senyawa aktif yang berperan sebagai antagonis reseptor androgen belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi senyawa dalam spearmint yang berpotensi sebagai antagonis reseptor androgen menggunakan metode simulasi docking. Simulasi dilakukan dengan menggunakan reseptor androgen (kode PDB 2AM9) dan senyawa pembanding spironolakton, bicalutamide, flutamide, serta siproteron asetat, serta 87 senyawa dalam spearmint. Proses persiapan reseptor melibatkan penghilangan molekul air dan penambahan atom hidrogen, sedangkan persiapan ligan mencakup pemodelan tiga dimensi dan optimasi geometri. Validasi parameter docking dilakukan dengan re–docking testosteron pada reseptor androgen, menghasilkan nilai RMSD 0,65 Å. Simulasi docking menggunakan parameter yang tervalidasi dengan grid points 40 x 40 x 40, spacing 0,375 Å, dengan koordinat titik pusat grid box x = 27,563 ; y = 2,703 ; z = 5,234, dan jumlah pencarian 100. Hasil simulasi docking menunjukkan bahwa apigenin, 4–asam feruloylkuinat, asam salvianolat A, asam salvianolat D, dan eugenol memiliki interaksi pengikatan yang serupa dengan senyawa pembanding. Evaluasi energi bebas pengikatan dan jumlah dalam cluster (number in cluster) mengindikasikan bahwa apigenin dan eugenol memiliki kemungkinan lebih tinggi sebagai antagonis reseptor androgen. Disarankan untuk melanjutkan penelitian dengan simulasi dinamika molekuler untuk memastikan potensi apigenin dan eugenol sebagai antagonis reseptor androgen.