Analisis deteriorasi perkerasan lentur dilakukan berdasarkan nilai Remaining Life (RL) kondisi pre dan pasca banjir, dengan RL struktural dianalisis menggunakan metode AASHTO 1993 dan RL fungsional menggunakan Pedoman No. 07/PBM/2021. Analisis beban lalu lintas dihitung berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan (MDP) 2017 mengacu AASHTO 1993, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti LHR, VDF, DD, dan DL. Analisis faktor keseragaman (FK) lendutan dilakukan untuk mengecek batas keseragaman lendutan, dan nilai kapasitas struktur perkerasan (Sneff) dihitung dengan metode backcalculation. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Sneff pasca banjir lebih kecil dibandingkan pre banjir, membuktikan deteriorasi akibat beban lalu lintas dan banjir. Perbandingan RL struktural dan fungsional menunjukkan perbedaan, yang mempengaruhi rekomendasi penanganan. Pada kondisi pasca banjir, hasil analisis kondisi struktural didominasi dengan nilai RL lebih rendah dibandingkan nilai RL rata rata pada kondisi fungsional. Nilai RL struktural yang diperoleh lebih rendah dibandingkan nilai RL fungsional sehingga mempengaruhi jenis pemeliharaan. Rekomendasi penanganan mencakup rekonstruksi, struktural overlay, pemeliharaan rutin kondisi, dan pembangunan saluran drainase, dengan pertimbangan elevasi jalan dan kondisi lapisan perkerasan.