Analisis Soft Systems Methodology (SSM) pada Kementerian di Indonesia mengungkapkan temuan penting tentang dinamika internal organisasi terkait sistem manajemen kinerja. Perspektif karyawan yang berinteraksi langsung dengan sistem sangat penting karena mencerminkan realitas operasional yang sering diabaikan. Analisis ini mengidentifikasi kekuatan organisasi, kelemahan sistemik, area prioritas perbaikan, dan strategi intervensi potensial. Faktor-faktor seperti kepemimpinan, komunikasi lintas unit, dan penggunaan data saling terkait dalam membentuk efektivitas sistem manajemen kinerja secara keseluruhan. Hubungan antar departemen, alur akuntabilitas, dan interpretasi kebijakan kinerja menunjukkan ketidaksesuaian antara desain sistem dan praktik aktual. SSM mengungkap masalah teknis dan dinamika sosial budaya yang mempengaruhi implementasi. Intervensi yang diusulkan menargetkan prosedur, nilai-nilai organisasi, dan perilaku. Proses analisis dilakukan secara sistematis melalui tujuh tahapan SSM, yang masing-masing disesuaikan dengan konteks kementerian. Hasilnya didasarkan pada konstruksi konseptual yang dikembangkan dengan pemangku kepentingan, menghasilkan solusi yang realistis dan dapat ditindaklanjuti. Analisis dimulai dengan interpretasi situasi masalah yang tidak terstruktur, diikuti oleh model konseptual, dan formulasi intervensi perbaikan. Implementasi kerangka kerja integrasi yang tepat memfasilitasi pelacakan berkelanjutan yang berdampak pada evaluasi terstruktur yang dirancang untuk meninjau praktik.