Penelitian ini menggunakan metodologi yang komprehensif untuk mengembangkan sistem manajemen kinerja di organisasi kementerian Indonesia. Pendekatan interpretivis diadopsi untuk memahami kompleksitas manajemen kinerja, dengan fokus pada identifikasi hambatan seperti kurangnya koordinasi fungsional dan keselarasan. Metodologi mencakup tinjauan literatur, data empiris dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan pengembangan kerangka kerja yang sesuai konteks melalui Soft Systems Methodology (SSM). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif multi-metode, menggabungkan SSM dengan teknik cascading KPI. Prosesnya berlangsung melalui tiga fase: eksplorasi, implementasi SSM, dan generasi output, dengan penekanan pada keterlibatan pemangku kepentingan, validasi temuan, dan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti. Filosofi penelitian didasarkan pada paradigma interpretivis, mengakui realitas yang dibangun secara sosial dan subjektif. Pendekatan abduktif digunakan, memungkinkan gerakan iteratif antara teori dan praktik. Studi kasus diterapkan dengan horizon waktu cross-sectional untuk menangkap wawasan dan kebutuhan organisasi secara real-time. Penelitian ini mematuhi standar etika yang ketat, termasuk persetujuan, kerahasiaan, dan penghindaran konflik kepentingan.