Teks ini adalah ringkasan disertasi yang meneliti bagaimana sikap terhadap hutang terbentuk, diinternalisasi, dan dipraktikkan di kalangan mahasiswa Indonesia, khususnya terkait hutang akademik. Disertasi ini menemukan bahwa sikap terhadap hutang dipengaruhi oleh faktor sosio-kultural, psikologis, dan ekonomi, dan memperluas teori perilaku terencana dengan memasukkan dimensi emosional, budaya, dan sosial. Studi ini menyoroti pentingnya jaringan pinjaman informal berbasis kepercayaan, peran keluarga dan agama dalam membentuk sikap anti-hutang, dan perbedaan perilaku hutang berdasarkan gender. Temuan disertasi ini memiliki implikasi praktis untuk pembuat kebijakan, pendidik, dan lembaga keuangan dalam meningkatkan literasi keuangan, manajemen hutang, dan praktik pinjaman dengan mempertimbangkan konteks budaya dan psikologis mahasiswa.