Terranova prioritizes closing an 8 ribu BBL/hari kesenjangan produksi untuk mempertahankan dukungan pemerintah dan investasi di Indonesia. Untuk itu, mereka mengevaluasi strategi *well work* (perawatan sumur) untuk mengoptimalkan produksi Angsana, dimulai dengan menilai potensi keuntungan dari berbagai teknologi *well work* melalui tinjauan tahunan yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Evaluasi potensi keuntungan ini menggunakan simulasi Monte Carlo untuk memprediksi rentang keuntungan minyak, dengan mempertimbangkan data historis dan parameter probabilistik. Berdasarkan analisis, diputuskan tiga skenario sensitivitas yang fokus pada teknologi peningkatan produksi (tipe A, B, C, dan D). Analisis menunjukkan bahwa memprioritaskan teknologi tipe C di awal kuartal kedua tahun 2025 memberikan potensi keuntungan minyak tertinggi untuk mencapai target produksi yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Meskipun biaya lebih tinggi, evaluasi ekonomi menunjukkan laba bersih Terranova lebih tinggi karena peningkatan produksi yang signifikan. Implementasinya tetap akan memperhatikan adanya trial teknologi lain (D) mengingat persetujuan yang sudah didapat, lalu tipe C baru dijalankan jika trial tersebut gagal.