Teks ini membahas tentang penggunaan plastik, khususnya limbah plastik PET (polyethylene terephthalate), sebagai bahan campuran dalam aspal beton. Plastik, sebagai polimer hasil polimerisasi, terbagi menjadi thermosetting dan thermoplastic, di mana limbah plastik PET dapat dimanfaatkan sebagai thermoplastic plastomer. Dalam industri konstruksi, limbah plastik dapat digunakan sebagai agregat campuran beton ringan, bahan campuran beraspal, serat penguat campuran beton, agregat sintetis, atau penguat plester. Lapis aspal beton sendiri terdiri dari campuran agregat dan aspal, yang terbagi menjadi lapis permukaan (AC-WC), lapis pengikat (AC-BC), dan lapis pondasi (AC-Base). Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penambahan limbah plastik PET dapat meningkatkan stabilitas campuran aspal, ketahanan terhadap deformasi dan rutting, serta umur kelelahan, namun juga dapat menurunkan nilai flow dan ketahanan terhadap kelembaban tergantung metode pencampuran dan kadar PET yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variasi kadar limbah botol plastik PET terhadap campuran aspal beton lapis aus dengan metode kering menggunakan superpave mix design, serta menguji kinerja ketahanan terhadap fatigue cracking dan kelembaban.