Bab IV membahas tentang pembuatan dan analisis sistem pencocokan tugas (task matching system) menggunakan metodologi design thinking. Penelitian dimulai dengan tahap empati untuk menganalisis masalah, mengimplementasikan solusi bisnis, mengevaluasi hasilnya, dan mengulanginya. Setiap tahap design thinking, dari empati hingga pengujian, dianalisis secara mendalam. Penelitian ini tidak hanya berhenti pada justifikasi rencana implementasi, tetapi juga mengimplementasikan, menganalisis, dan mengevaluasi rencana implementasi tersebut dengan metodologi design thinking. Proses design thinking diulang dua kali untuk menekankan sifat iteratif dari metodologi ini yang memungkinkan pembuatan prototipe cepat, pengujian, dan peningkatan sistem. Proses dimulai dengan tahap pra-implementasi untuk mengumpulkan data sebelum implementasi sistem baru. Kemudian, siklus design thinking (empati, definisi, ideasi, prototipe, dan pengujian) diikuti dalam dua iterasi untuk meningkatkan sistem. Pada tahap pra-implementasi, dikumpulkan data terkait kecepatan produksi, tingkat penolakan produksi (performance conformance dan reliability), peningkatan keterampilan pekerja melalui pengulangan, dan kebahagiaan pekerja. Data ini digunakan untuk menguji manfaat sistem baru dan sebagai wawasan dalam pembuatan sistem. Bab ini juga menyajikan data pra-implementasi terkait kecepatan produksi dan tingkat penolakan produksi, yang dikumpulkan berdasarkan data historis perusahaan, serta data tentang peningkatan keterampilan pekerja dan kebahagiaan pekerja yang dikumpulkan menggunakan skala Likert.
Pada implementasi task matching system, design thinking dipilih karena sifatnya yang iteratif dan cocok untuk pemecahan masalah bisnis berbasis riset. Tahap pertama adalah empathize, yang memverifikasi isu bisnis dan dasar teoretis. Wawancara dilakukan dengan pekerja, operator mesin, dan personel rantai pasok untuk memahami kebutuhan mereka. Selanjutnya, pada tahap define, hasil wawancara dikelompokkan ke dalam pernyataan masalah yang jelas. Pada tahap ideate, pernyataan masalah diubah menjadi solusi kreatif. Prototipe kemudian dikembangkan dan diuji dalam tim kecil selama enam hari. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan kecepatan produksi, tetapi kualitas produk belum meningkat secara signifikan. Umpan balik dari pengujian digunakan untuk iterasi kedua.