Di tengah transformasi digital Indonesia yang pesat, smartphone telah menjadi alat penting dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaannya yang tinggi, ditambah dengan penetrasi internet yang luas, menjadikan aplikasi seluler sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan dan akses layanan. Hal ini menghadirkan tantangan dan peluang bagi perusahaan teknologi seperti Gojek untuk berinovasi. Industri aplikasi seluler Indonesia terus berkembang, didorong oleh pembayaran digital, e-commerce, dan platform on-demand. Inovasi yang sukses memerlukan pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan mengubah masalah menjadi solusi praktis, seperti yang dilakukan GoSend. Namun, inovasi berkelanjutan membutuhkan manajemen yang terstruktur dan terintegrasi, yang seringkali kurang dalam organisasi digital. Gojek, sebagai super app di Asia Tenggara, telah melakukan banyak inovasi sejak 2015, tetapi tanpa sistem manajemen inovasi (IMS) yang formal, inovasi tersebut berisiko menjadi sporadis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan dan efektivitas IMS Gojek berdasarkan prinsip ISO 56002 untuk memastikan inovasi yang terukur dan berkelanjutan. Gojek, yang didirikan pada tahun 2010, telah berkembang pesat dan menjadi bagian dari grup Goto setelah merger dengan Tokopedia pada tahun 2021, mengutamakan pelanggan, kemakmuran bersama, dan kecepatan dalam mencapai keberhasilan. Meskipun Gojek telah menunjukkan inovasi melalui berbagai inisiatif internal, pendekatan inovasi tersebut masih lebih mengandalkan penilaian internal daripada sistem manajemen inovasi yang formal seperti ISO 56002. Penelitian ini juga mengidentifikasi isu bisnis terkait dengan belum adanya IMS formal yang terintegrasi di Gojek, meskipun kinerja keuangannya membaik. Analisis akar masalah menunjukkan bahwa kurangnya IMS disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk proses yang kurang terdokumentasi, faktor manajerial, mekanisme validasi, kolaborasi lintas tim, dan manajemen risiko yang tidak optimal. Pertanyaan penelitian meliputi jenis inovasi yang diterapkan, aspek inovasi yang paling berkontribusi pada kinerja, dan rekomendasi strategis untuk meningkatkan kinerja inovasi di Gojek. Penelitian ini memiliki lingkup yang berfokus pada penilaian IMS di Gojek, khususnya pada unit bisnis On-Demand Services, dengan melibatkan data dari unit lain di dalam ekosistem Goto untuk pemahaman lintas fungsi yang lebih kaya. Terdapat keterbatasan penelitian yang melibatkan fokus pada internalisasi dan kesiapan IMS dalam unit bisnis On-Demand Service Gojek, pendekatan kuantitatif dengan data primer dari survei kuesioner internal, periode data terbatas pada tahun 2021-2024, fokus pada penilaian internal tanpa perbandingan eksternal, dan fokus pada rekomendasi praktis yang relevan bagi konteks Gojek.