Sistem hybrid PV-Diesel merupakan kombinasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang terintegrasi untuk menyediakan pasokan energi yang andal dan efisien, terutama di daerah terpencil. PLTS menjadi sumber energi utama di siang hari, sementara PLTD berfungsi sebagai cadangan saat iradiasi matahari rendah. Sistem ini terdiri dari panel surya, PLTD, baterai penyimpanan energi, dan inverter. Penerapan sistem hybrid PV-Diesel di daerah terpencil terbukti layak secara teknis dan ekonomis, mampu mengurangi konsumsi bahan bakar, emisi karbon, dan biaya produksi listrik dibandingkan sistem konvensional. Keberhasilan sistem hybrid juga dinilai dari kriteria keekonomian seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), dan Levelized Cost of Energy (LCOE), serta menggunakan perangkat lunak seperti PVSyst dan HOMER untuk analisis dan optimasi. Renewable Energy Certificate (REC) juga menjadi instrumen penting untuk mengklaim pengurangan emisi gas rumah kaca dari penggunaan energi terbarukan dalam sistem ini.