Rancangan terminal penumpang bandara ini mengusung pendekatan lokalitas di Mali, Alor, NTT, dengan tujuan menghadirkan identitas daerah dan kesan mendalam bagi penumpang. Mengatasi masalah hilangnya keaslian tempat akibat standar efisiensi, desain ini berupaya menampilkan karakter lokal Alor melalui elemen arsitektur yang terinspirasi dari arsitektur neo-vernakular dan kontemporer. Konsepnya adalah mengintegrasikan bangunan dengan alam sekitar, memanfaatkan material lokal seperti alang-alang sintetis, anyaman bambu, dan batu alam, serta mengadopsi proporsi rumah tradisional Alor untuk menciptakan suasana desa tradisional. Dengan demikian, bandara tidak hanya berfungsi sebagai gerbang transportasi, tetapi juga sebagai representasi budaya dan identitas lokal bagi pengunjung.