Penelitian ini menganalisis karakteristik laterit nikel di dua profil (WR01 dan HM01) berdasarkan deskripsi warna dan ukuran butir, jenis batuan dasar, serta karakteristik mineralogi dan geokimia. Warna sampel laterit diklasifikasikan menggunakan standar *The Official Register of Color Names* untuk menginterpretasikan kondisi geologi, dengan warna yang berbeda mencerminkan kandungan mineral dan tingkat oksidasi. Ukuran butir diklasifikasikan menggunakan skala Wentworth yang disederhanakan menjadi enam tipe. Hasilnya menunjukkan adanya korelasi antara warna, komposisi mineral, dan tingkat pelapukan. Batuan dasar diklasifikasikan sebagai lherzolite dan harzburgite terserpentinisasi, dengan perbedaan komposisi mineral yang memengaruhi potensi pengayaan scandium (Sc) pada laterit. Analisis XRD dan XRF mengungkapkan zonasi mineralogi dan geokimia yang khas, serta korelasi unsur-unsur seperti Sc, kromium (Cr), dan kobalt (Co) terhadap oksida utama dan nikel (Ni). Kadar *rare earth element* (REE) dibandingkan dengan endapan lain menunjukkan potensi REE yang rendah dibandingkan endapan ion adsorpsi, tetapi potensi Sc yang menjanjikan di zona limonit. Terakhir, penelitian ini mengeksplorasi potensi batuan dasar untuk sekuestrasi CO2 melalui karbonasi mineral, dengan batuan dasar EV01 menunjukkan potensi tertinggi karena kandungan magnesium oksida (MgO) yang tinggi dan dominasi mineral serpentine dan olivine.