Analisis data pengujian karakteristik material, baik agregat maupun aspal, menunjukkan beberapa poin penting. Pada agregat, kelekatan terhadap aspal sangat baik, partikel halus (filler) masih dalam batas optimal, kadar rongga tanpa pemadatan memenuhi standar, kekekalan bentuk agregat baik, indeks butir pecah tinggi, indeks partikel pipih dan lonjong rendah, ketahanan abrasi memadai, nilai setara pasir tinggi, kandungan gumpalan lempung rendah, serta berat jenis dan nilai penyerapan air sesuai. Pada aspal, penetrasi sesuai standar, viskositas kinematis ideal untuk pencampuran dan pemadatan, titik lembek memenuhi syarat, daktilitas baik, titik nyala dan titik bakar aman, kelarutan tinggi, kehilangan berat setelah TFOT rendah, dan berat jenis sesuai. Analisis data kadar aspal optimum dengan metode Marshall menunjukkan bahwa nilai kepadatan meningkat seiring bertambahnya kadar aspal, nilai rongga dalam campuran (VIM) menurun, nilai rongga di antara mineral agregat (VMA) membentuk lembah, nilai rongga terisi aspal (VFA) meningkat, nilai stabilitas membukit, nilai flow meningkat, dan Marshall Quotient (MQ) membukit. Analisis data foaming aspal menunjukkan kadar air optimum (OWC) berbeda untuk asbuton dan aspal pen. 60/70. Pengujian modulus resillient (MR) menunjukkan perbedaan perilaku antara foaming aspal pen. 60/70 dan asbuton terhadap suhu, dengan asbuton menunjukkan penurunan modulus yang lebih tajam. Pengujian fatigue controlled-strain menunjukkan bahwa peningkatan regangan menurunkan umur lelah (fatigue life), campuran warm mix asphalt (WMA) memiliki kinerja ketahanan lelah lebih rendah dibandingkan hot mix asphalt (HMA), dan analisis cumulative dissipated energy (CDE) mengindikasikan kapasitas disipasi energi yang berbeda antar campuran. Analisis flexural stiffness menunjukkan asbuton kontrol memiliki nilai kekakuan awal lebih tinggi dibandingkan aspal pen. 60/70 kontrol, tetapi penerapan teknologi foaming menurunkan kekakuan awal pada kedua jenis aspal.