Penelitian ini mengevaluasi sistem *wayfinding* dan *walkability index* di kawasan transit Blok M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Blok M memiliki akses transportasi yang baik dan fasilitas komersial yang memadai, tingkat kebingungan pengguna, terutama pengunjung baru dan usia produktif (20-35 tahun), masih tinggi. Hasil pengukuran *walkability index* menunjukkan perbedaan antara metode *Global Walkability Index* (GWI) dan *Walkability Index* (WI), dengan WI dinilai lebih akurat menggambarkan kondisi lapangan. Penelitian ini merekomendasikan perbaikan pada sistem *wayfinding* Blok M, termasuk kelengkapan informasi pada papan penunjuk arah, pemisahan jalur pejalan kaki dan kendaraan, penyediaan fasilitas penyeberangan seperti *pelican crossing* dan *zebra cross*, pemberian prioritas kepada pejalan kaki, serta penertiban hambatan permanen seperti parkir liar dan pedagang kaki lima. Rekomendasi *wayfinding* untuk kawasan *mixed-use* serupa mencakup pedoman desain papan penunjuk jalan, konektivitas jalur yang memisahkan pejalan kaki dan kendaraan, serta fasilitas pendukung seperti tempat duduk, *pelican crossing*, dan *zebra cross*. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan evaluasi di kawasan transit lain, meninjau rekomendasi yang diberikan melalui uji coba lapangan, melakukan wawancara pasca-perbaikan dengan pejalan kaki, dan mempertimbangkan kebutuhan khusus pengguna disabilitas.