Berdasarkan analisis respons spektra di lokasi spesifik (SSRA) dengan mempertimbangkan efek directivity gempa dekat patahan, disimpulkan bahwa respons spektra gempa dekat patahan memiliki periode puncak yang lebih panjang dan perbedaan tergantung arah rambatan gelombang. Pemeriksaan kapasitas desain jembatan menunjukkan bahwa penggunaan respons spektra desain SNI 2833:2016 menghasilkan desain yang lebih konservatif, sementara efek directivity tidak secara signifikan meningkatkan demand struktur pada studi kasus jembatan dengan periode pendek. Analisis time history non-linear menunjukkan bahwa level kinerja jembatan berdasarkan regangan dan drift ratio tetap dalam kategori "fully operational" sesuai standar NCHRP, menegaskan kemampuan jembatan menahan beban gempa sesuai filosofi desain jembatan tahan gempa dan tsunami. Saran yang diajukan adalah perlunya SSRA pada jembatan periode tinggi dekat sesar aktif, penelitian lebih lanjut mengenai efek fling gempa, dan perhatian khusus pada regangan residu akibat gempa.