Analisis seismic hazard penting untuk mendesain bangunan tahan gempa, dengan tahapan meliputi identifikasi sumber gempa, analisis hazard probabilistik (PSHA) atau deterministik (DSHA), penentuan ground motions, analisis permabatan gelombang, pemilihan fungsi atenuasi, dan pembuatan respons spektra desain. PSHA mempertimbangkan ketidakpastian gempa, sementara DSHA berfokus pada skenario gempa tertentu, terutama untuk bangunan penting. Pemilihan ground motions yang sesuai dengan kondisi geologi dan seismologi setempat krusial, dan jika data lokal tidak tersedia, dapat digunakan data dari lokasi serupa atau synthetic timehistories. Target spektrum desain seismik mengacu pada standar seperti SNI atau AASHTO, khususnya untuk lokasi dekat sesar aktif. Spectral matching (SMA) digunakan untuk menyesuaikan spektra gelombang gempa dengan target spektrum. Site Specific Response Analysis (SSRA) memperhitungkan pengaruh kondisi tanah setempat terhadap amplifikasi gempa. Ground motions dekat sesar (near fault) memiliki karakteristik khusus, termasuk gelombang dinamik periode panjang dan perpindahan tanah permanen, yang perlu dipertimbangkan dalam desain. Pendekatan Performance Based Seismic Design (PBSD) menekankan pada kinerja struktur terhadap gempa. Nonlinear Time History Analysis (NLTHA) memodelkan struktur secara nonlinear terhadap waktu.