Penelitian ini menggunakan model SWAT untuk menganalisis pengaruh variabilitas iklim dan perubahan tutupan lahan terhadap debit dan kekeruhan di DAS Citarummajalaya, khususnya di intake Cibangoak. Model terbukti cukup mampu merepresentasikan pola debit harian, meskipun terbatas dalam menangkap debit ekstrem. Perubahan tutupan lahan yang signifikan, terutama berkurangnya hutan dan meningkatnya lahan terbangun, berpotensi meningkatkan limpasan permukaan dan erosi. Variabilitas iklim, khususnya curah hujan, memiliki pengaruh dominan terhadap debit ekstrem, sementara perubahan tutupan lahan memiliki pengaruh yang lebih kecil. Kekeruhan di intake Cibangoak sangat dipengaruhi oleh curah hujan, dengan korelasi yang lebih kuat antara debit dan kekeruhan berdasarkan data primer. Penelitian ini menyarankan pengumpulan data kekeruhan yang lebih panjang dan berkelanjutan, peningkatan resolusi spasial model hidrologi, pengembangan analisis hubungan debit-kekeruhan nonlinier, penerapan analisis sensitivitas dan ketidakpastian, dan integrasi skenario proyeksi perubahan iklim dan perubahan lahan jangka panjang untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga memberikan saran bagi PDAM Tirta Raharja untuk mengembangkan sistem pemantauan kualitas air yang lebih luas dan kontinu serta mempersiapkan strategi mitigasi terhadap dampak perubahan iklim yang dapat memperburuk kualitas air di masa depan.