Teks ini membahas permasalahan proyek konstruksi di era globalisasi yang menuntut manajemen proyek yang efektif untuk memastikan proyek selesai tepat waktu, biaya, dan kualitas. Manajemen proyek melibatkan prinsip, metode, alat, dan teknik untuk pengelolaan pekerjaan yang berorientasi pada tujuan, dengan memperhatikan anggaran, jadwal, dan mutu (triple constraint). Organisasi proyek berperan penting dalam mencapai tujuan dengan mengatur sumber daya secara efektif dan efisien melalui tahapan identifikasi, pembagian kegiatan, penentuan penanggung jawab, dan mekanisme pengendalian. Perencanaan proyek adalah tahapan krusial dalam menyusun dasar proyek, termasuk rencana kegiatan, sumber daya, finansial, kualitas, risiko, persetujuan, komunikasi, dan perantaraan. Penjadwalan proyek memberikan informasi mengenai jadwal, kemajuan, dan kinerja sumber daya, dengan metode seperti CPM, PERT, dan PDM. Pengendalian proyek melibatkan penentuan sasaran, standar evaluasi, sistem informasi, pengumpulan data, analisis hasil, dan tindakan korektif, dengan alat seperti kurva S dan Earned Value Management (EVM). Perkembangan pelaksanaan proyek konstruksi telah melalui tiga era: produktivitas, prediktabilitas, dan profitabilitas, di mana era profitabilitas mengoptimalkan proses produksi melalui Project Production Management (PPM). PPM memandang proyek sebagai sistem produksi yang saling terhubung, dengan elemen utama seperti tiga kurva operasi (utilisasi-siklus waktu, WIP-throughput, WIP-siklus waktu) dan lima pengungkit (desain produk, desain proses, kapasitas, inventori, variabilitas). PPM berbeda dari metode konvensional karena fokus pada efisiensi sistem produksi secara keseluruhan, integrasi perencanaan dan pelaksanaan, serta penerapan prinsip ilmu operasi. Namun, penerapan PPM menghadapi tantangan seperti resistensi terhadap perubahan, kurangnya pemahaman tentang ilmu operasi, fragmentasi sistem produksi, kompleksitas koordinasi, dan kesenjangan nilai pada peran produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan penelitian dengan mengkaji penerapan PPM di Indonesia, khususnya PT X, untuk memahami sistem produksi proyek, mengidentifikasi tantangan, dan menghasilkan *lesson learned*.