Terak nikel, limbah non-B3 dari proses pengolahan nikel, terus menumpuk dengan volume 50 kali lipat dari produk nikel yang dihasilkan. Terbentuk dari mineral silika, potas, dan soda yang menggumpal saat peleburan logam, terak nikel mengandung berbagai oksida seperti silika, magnesium, besi, dan sejumlah kecil nikel. Proses produksi nikel melalui pirometalurgi, khususnya metode Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF), menghasilkan terak nikel sebagai produk sampingan. Terak nikel dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan karena kandungan logam beratnya yang berpotensi mencemari tanah, air, dan mengganggu kesehatan manusia serta ekosistem. Fitoremediasi, khususnya penggunaan tanaman hiperakumulator seperti *Cyperus rotundus* (rumput teki), menawarkan solusi untuk mengatasi masalah pencemaran ini dengan kemampuannya menyerap dan mengakumulasi logam berat dari lingkungan.