Ekonomi global sangat bergantung pada bahan bakar fosil, terutama minyak bumi dan batu bara. Indonesia, meskipun bukan lagi pengekspor minyak bumi bersih sejak 2003, tetap menjadi pengekspor gas alam yang signifikan. Penggunaan Floating Storage and Processing Unit (FPSO) semakin krusial dalam pasar gas alam global, menawarkan cara yang fleksibel dan terjangkau untuk transportasi LNG. Tesis ini mengevaluasi berbagai pendekatan untuk menilai proyek FPSO di PT South Oil Indonesia, terutama terkait perpanjangan kontrak Production Sharing Contract (PSC) dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kebutuhan teknis, kondisi pasar, perjanjian kontrak, dan faktor risiko. Penelitian ini menggabungkan metode Discounted Cash Flow (DCF) dengan Real Option Valuation (ROV) untuk memberikan evaluasi proyek yang lebih jelas dengan mempertimbangkan ketidakpastian, dengan tujuan memberikan panduan bagi investor dan pengembang proyek dalam sektor FPSO. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis dampak evaluasi biaya operasi tertinggi di fasilitas lepas pantai yang tidak dikategorikan sebagai aset, dibandingkan dengan perencanaan untuk mengalihkan biaya operasi tertinggi ke biaya modal, dan mengevaluasi dampaknya menggunakan kombinasi DCF dan pendekatan opsi riil.