Berikut adalah ringkasan teks tersebut dalam maksimal 50 kalimat:
Teks ini adalah disertasi yang membahas desain sistem manajemen kinerja (PMS) untuk pemerintah daerah di Indonesia, dengan studi kasus di Kabupaten Bantul. Disertasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan kriteria PMS yang ideal, merancang sistem PMS yang sesuai, dan menentukan Key Performance Indicators (KPI) prioritas.
Penelitian menggunakan pendekatan mixed-methods, menggabungkan tinjauan literatur sistematis (SLR), Soft Systems Methodology (SSM), dan Analytic Hierarchy Process (AHP). SLR digunakan untuk mengidentifikasi praktik terbaik PMS di berbagai negara dan organisasi. SSM digunakan untuk memahami permasalahan yang kompleks terkait PMS di Kabupaten Bantul dan merancang solusi yang sesuai. AHP digunakan untuk memprioritaskan KPI berdasarkan penilaian dari para pemangku kepentingan.
Tinjauan literatur membahas teori-teori yang mendasari PMS, seperti Public Choice Theory, Managerialism, Stakeholder Theory, Goal Setting Theory, Balanced Scorecard, New Public Management, dan Sistem Teori. Juga membahas kerangka kerja PMS yang digunakan di pemerintahan daerah lain dan sektor swasta.
Hasil penelitian SLR mengidentifikasi tren publikasi, distribusi geografis, tema utama, dan kemajuan terkini dalam PMS. Hasil SSM menghasilkan kerangka kerja dampak sebagai kriteria ideal untuk PMS di pemerintah daerah Indonesia, serta desain PMS yang disesuaikan dengan konteks Kabupaten Bantul. AHP membantu memprioritaskan KPI untuk Dinas Pendidikan, Kesehatan, Pariwisata, dan Pekerjaan Umum.
Disertasi ini juga mengembangkan kerangka kerja operasional untuk implementasi prototipe PMS di Kabupaten Bantul, termasuk pemetaan proses bisnis, matriks RASCI untuk kejelasan peran, cascading KPI dengan bobot prioritas menggunakan AHP, dan logika formulasi skor KPI. Mockup dashboard juga dibuat sebagai visualisasi data kinerja.
Pembahasan meliputi wawasan konseptual dan teoritis tentang kerangka kerja dampak, desain PMS, dan KPI yang "SMARTER". Refleksi metodologis membahas kekuatan dan keterbatasan pendekatan penelitian yang digunakan. Kontribusi empiris termasuk prioritas KPI untuk Kabupaten Bantul dan relevansinya secara lebih luas, serta operasionalisasi prototipe kerangka kerja PMS.
Kesimpulan menekankan implikasi praktis dari penelitian, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi untuk penelitian di masa depan. Penelitian ini menyediakan kerangka kerja praktis dan relevan untuk meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas kinerja pemerintah daerah di Indonesia. Disertasi ini juga menyediakan model untuk peningkatan manajemen kinerja sektor publik.