Berikut adalah ringkasan dari abstrak penelitian tentang kualitas udara di hunian berventilasi satu sisi di kampung kota, dalam maksimal 50 kalimat:
Penelitian ini mengkaji kualitas udara dalam ruangan (IAQ) di hunian berventilasi satu sisi (VASS) di kampung kota yang padat, dimana ventilasi alami sangat minim (rasio 5,8). Kampung kota berkembang secara informal akibat keterbatasan hunian, mengakibatkan kondisi lingkungan yang berisiko tinggi terhadap polusi udara rumah tangga (HAP). Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi pengendalian IAQ melalui ventilasi dan sirkulasi udara.
Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi pengaruh manusia, lingkungan, dan bangunan terhadap IAQ. Pengukuran lapangan dilakukan untuk data bukaan ventilasi, karakteristik interior, aktivitas penghuni, dan morfologi kawasan. Data partikel debu (PM), CO2, aliran udara, suhu, dan kelembaban direkam selama 24 jam di beberapa titik dalam hunian. Efektivitas elemen arsitektur diuji melalui simulasi CFD.
Analisis data menunjukkan bahwa karakteristik kampung kota yang padat menyebabkan ventilasi alami rendah. Nilai rasio I/O menunjukkan bahwa PM10 dan PM2.5 di dalam hunian melebihi standar WHO, didominasi oleh HAP dari dalam rumah, terutama aktivitas merokok dan memasak. Topografi dan ventilasi yang minim juga berpengaruh.
Elemen arsitektur seperti kerapatan atap dan dimensi bangunan memengaruhi IAQ. Simulasi CFD menunjukkan bahwa kombinasi ventilasi alami-mekanis dan konektivitas antar ruang yang rendah efektif menurunkan kadar PM2.5. Temuan ini dirumuskan dalam kerangka pengetahuan holistik tentang interaksi manusia-lingkungan-bangunan dalam membentuk IAQ.
Penelitian ini menghasilkan strategi tata laksana dan mitigasi IAQ berjenjang, model tipologi hunian untuk mitigasi risiko PM2.5, dan persamaan prediksi PM2.5. Penelitian ini juga mengusulkan strategi pengendalian IAQ berbasis sistem multiruang dan rekomendasi resirkulasi udara antar ruang. Pengetahuan ini dapat menjadi arahan kebijakan kualitas udara lokal, partisipatif, inklusif, dan adaptif untuk mencapai bangunan sehat. Penelitian ini menyoroti pentingnya kebijakan kualitas udara yang mempertimbangkan konteks spasial dan aktivitas lokal.