Berdasarkan data SILM 2024, pasokan listrik telah menjangkau 99,79% wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), namun banyak daerah 3T masih mengandalkan PLTD yang berdampak pada tingginya biaya operasional dan emisi CO2. Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK melalui transisi energi dengan memprioritaskan EBT, salah satunya melalui pengembangan PLTS hibrida dengan PLTD. Program dedieselisasi, yaitu konversi PLTD ke EBT, menjadi andalan untuk menurunkan pemakaian BBM, dengan Pulau Pagai Utara sebagai salah satu lokasi yang diusulkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konfigurasi optimum hibrida PLTS, PLTD, dan baterai untuk subsistem Sikakap di Pulau Pagai Utara, menganalisis kelayakan finansial berbagai skema, dan mengkaji dampaknya terhadap jaringan listrik yang ada. Penelitian ini dibatasi oleh penggunaan data sekunder, asumsi pertumbuhan beban, penggunaan aplikasi simulasi, parameter ekonomi, dan tidak memperhitungkan beberapa faktor seperti investasi lahan dan penjualan REC.