Teks ini merupakan kajian literatur tentang manajemen rantai pasok rumah sakit (MRPRS). Penelitian MRPRS masih terfragmentasi, dengan definisi dan ruang lingkup yang diperdebatkan. Seringkali, MRPRS disamakan dengan manajemen rantai pasok perawatan kesehatan (MRPKK). Studi ini fokus pada rumah sakit sebagai unit analisis utama.
Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam MRPRS dengan menggunakan NVivo untuk menganalisis artikel jurnal. Strategi pencarian meliputi identifikasi kata kunci relevan, penyaringan referensi, klasifikasi artikel berdasarkan isu, elemen rantai pasok (orang, proses, teknologi, mitra), metode penelitian, dan tingkat kematangan. Pencarian dilakukan di basis data Scopus dari September 2020 hingga Juni 2021.
Hasil pencarian awal menghasilkan 1.981 artikel, kemudian disaring menggunakan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses) menjadi 73 artikel yang relevan dari tahun 2005 hingga 2021. Data diekstraksi dari setiap artikel mengenai isu, elemen, tingkat kematangan, dan metode MRPRS.
MRPRS didefinisikan sebagai manajemen yang berfokus pada pengurangan biaya dan peningkatan layanan rumah sakit. Sistem lengkap "procure-to-pay lead to cash" melibatkan distribusi obat-obatan dan alat medis dari distributor ke pasien, dengan bantuan teknologi untuk integrasi.
**Isu-isu utama dalam MRPRS yang teridentifikasi meliputi:**
1. Biaya perawatan rumah sakit yang tinggi (akibat biaya logistik dan inventaris).
2. Kualitas layanan yang rendah (karena kekurangan pasokan).
3. Adaptasi teknologi (termasuk transparansi informasi dan pelacakan).
4. Pemeliharaan regulasi pemerintah.
Penelitian sebelumnya banyak berfokus pada biaya logistik dan inventaris, sementara isu terkait regulasi pemerintah kurang diperhatikan. Juga, transparansi informasi menjadi tantangan utama, terutama terkait teknologi. Kesenjangan yang teridentifikasi adalah ketidaksepakatan mengenai kemampuan MRPRS dalam mengatasi isu-isu ini.
**Analisis elemen rantai pasok (orang, proses, teknologi, mitra) menunjukkan:**
* **Orang:** Penelitian lebih banyak berfokus pada rumah sakit daripada pemasok, pasien, atau pemerintah.
* **Proses:** Fokus utama pada pengadaan, logistik, dan inventaris.
* **Teknologi:** Pemanfaatan RFID, blockchain, dan ITIS masih dalam tahap awal.
* **Mitra:** Keterlibatan mitra (internal dan eksternal) dalam MRPRS masih kurang dieksplorasi.
Tingkat kematangan dalam MRPRS dinilai penting. Model kematangan digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kapabilitas. Kriteria desain model kematangan meliputi identifikasi isu, riset literatur, dan pengujian model. Enam komponen utama manajemen proses bisnis (orang, budaya, teknologi informasi, proses, tata kelola, dan keselarasan strategis) terkait dengan tingkat kematangan.
**Model kematangan yang ada memiliki keterbatasan:**
* CMM (Capability Maturity Model): Dirancang untuk pengembangan perangkat lunak, kurang relevan untuk MRPRS.
* RBV (Resource-Based View): Terlalu fokus pada kapabilitas internal.
* SCMM (Supply Chain Maturity Model): Kurang mempertimbangkan kebutuhan spesifik perawatan kesehatan.
* SCOR (Supply Chain Operations Reference): Dirancang untuk industri manufaktur, tidak sepenuhnya menangkap kompleksitas perawatan kesehatan.
Model kematangan dalam MRPRS telah digunakan, tetapi masih perlu ditingkatkan, terutama dalam aspek orang, proses, teknologi, dan mitra.
**Teori Kapabilitas Organisasi:**
Kapabilitas organisasi didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk mengerahkan sumber daya untuk meningkatkan kinerja. CMM mengacu pada teori ini. Kapabilitas dinamis (dynamic capabilities) memungkinkan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan. RBV dianggap statis, sementara kapabilitas dinamis menekankan pembelajaran berkelanjutan.
**Konteks Institusional:**
Studi ini difokuskan pada MRPRS di Jawa Barat, Indonesia. Jawa Barat dipilih karena persaingan di industri rumah sakit di sana. Klasifikasi rumah sakit didasarkan pada jumlah tempat tidur (kelas A, B, C, D). Akreditasi rumah sakit di Indonesia memiliki empat tingkatan (dasar, madya, utama, paripurna).
**Analisis "State of the Art"**
Analisis dilakukan pada 73 artikel dan dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Permasalahan yang ada di MRPRS
2. Orang, Proses, Teknologi dan Mitra yang terkait dengan MRPRS
3. Kematangan dalam MRPRS
4. Metode yang digunakan dalam penelitian
**Analisis Kesenjangan Penelitian:**
Kesenjangan utama meliputi:
* Isu terkait kualitas layanan dan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah.
* Kurangnya pemahaman implementasi MRPRS dari pengadaan hingga pasien.
* Kurangnya penelitian yang melibatkan pemasok, distributor, dan pasien.
* Penggunaan teknologi yang belum optimal (blockchain).
* Kurangnya model kematangan yang komprehensif (melibatkan orang, proses, teknologi, mitra).
* Penggunaan metode action research yang sangat minim.
* Penggunaan simulasi dan modeling yang perlu lebih ditingkatkan.
**Konsep yang Diusulkan:**
Kerangka konseptual MRPRS yang diusulkan berdasarkan kesenjangan yang teridentifikasi. Isu utama yang akan diatasi adalah biaya tinggi, kualitas layanan rendah, adaptasi teknologi, dan kepatuhan pemerintah. Aktor utama adalah rumah sakit. Proses utama yang dianalisis adalah pelayanan. Teknologi yang dominan adalah sistem informasi rumah sakit. Model kematangan yang melibatkan orang, proses, teknologi, dan mitra akan dikembangkan.
Kerangka kerja tersebut mencakup empat tingkat kematangan (level 1, 2, 3, 4), yang dinilai berdasarkan orang, proses, teknologi, dan mitra. Setiap tingkatan memiliki karakteristik yang berbeda.
**Simulasi Sistem Dinamis**
Terdapat kesenjangan yang signifikan dalam literatur mengenai penggunaan simulasi sistem dinamis untuk mencapai kematangan optimal dalam manajemen rantai pasok perawatan kesehatan. Dalam hal ini, utilisasi sistem dinamika dinilai sebagai tools untuk identifikasi, dan mengatasi inefisiensi, serta mengukur dan meningkatkan kematangan dalam sistem MRPRS.
**Kesimpulan:**
Kajian literatur ini mengidentifikasi isu, elemen, tingkat kematangan, dan metode MRPRS. Kesenjangan yang teridentifikasi menjadi dasar untuk mengusulkan model kematangan MRPRS yang akan divalidasi melalui studi kasus dan simulasi.