Indonesia masih mengandalkan batubara sebagai sumber energi utama, terutama di Sumatera Selatan yang memiliki cadangan besar namun terkendala transportasi. Angkutan batubara di wilayah ini masih didominasi transportasi darat, terutama kereta api yang melayani rute tertentu. Untuk mendukung peningkatan produksi energi dan target net zero emissions, PT KAI berencana meningkatkan volume angkutan batubara secara signifikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan jalur kereta api tunggal menjadi jalur ganda. Namun, kompleksitas jalur kereta api dengan berbagai komponen dan potensi gangguan menjadi tantangan tersendiri, terutama dengan tingkat gangguan yang tinggi di Sumatera Selatan. Oleh karena itu, pengelolaan dan maintenance yang optimal sangat penting untuk menjaga keselamatan dan performa jalur kereta api. Penelitian ini mengusulkan penerapan metode RAMS (Reliability, Availability, Maintainability, and Safety) dalam pengelolaan dan maintenance jalan rel, khususnya di lintas Muaraenim-Lahat, untuk meningkatkan efisiensi, meminimalkan risiko gangguan, dan mencegah biaya yang tidak diperlukan.