Berikut adalah ringkasan teks tersebut dalam maksimal 50 kalimat:
Teks ini membahas revolusi yang dibawa teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), dalam industri fashion. Ecommerce menjadi pilar utama, didorong oleh platform seperti Amazon, Alibaba, dan Shopee, yang berfokus pada peningkatan pengalaman pengguna dan optimalisasi transaksi. AI telah mengubah cara bisnis beroperasi, meningkatkan efisiensi pemasaran, personalisasi, dan otomatisasi. Chatbot AI menjadi populer, mengubah cara pelanggan berinteraksi dengan merek, menyediakan layanan pelanggan real-time.
Industri fashion memanfaatkan AI untuk meningkatkan akurasi, kecepatan, dan mengurangi kesalahan manusia, memprediksi tren konsumen, dan mempersonalisasi pengalaman pelanggan. AI memengaruhi desain, produksi, penjualan, dan perilaku konsumen, memungkinkan perusahaan mengoptimalkan strategi pemasaran dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Analisis data dan machine learning memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi dan meningkatkan kontrol inventaris.
Meskipun demikian, penggunaan AI menimbulkan masalah etika terkait privasi data dan bias algoritma. Penting untuk menyeimbangkan personalisasi dengan privasi pengguna untuk menjaga kepercayaan konsumen. Penelitian Yazdani dan Darbani (2023) menyoroti bagaimana AI membentuk preferensi konsumen dan mengubah interaksi mereka dengan merek fashion. AI membuka peluang baru dalam desain, produksi, dan personalisasi, membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan pasar.
Pengaruh AI dalam peramalan tren sangat penting bagi perusahaan untuk tetap kompetitif dan meningkatkan kepuasan konsumen. Namun, pengaruh besar AI terhadap perilaku belanja konsumen masih belum sepenuhnya dipahami. Perkembangan teknologi AI, seperti virtual try-on dan rekomendasi yang dipersonalisasi, meningkatkan pengalaman pelanggan, tetapi dampaknya terhadap ekspektasi pelanggan dan pola pembelian masih perlu diteliti.
Kemampuan AI untuk meramalkan dan memandu tren menimbulkan pertanyaan tentang pilihan konsumen dan orisinalitas tren fashion. Privasi, keamanan, dan etika penggunaan data konsumen juga menjadi perhatian. Selain itu, faktor demografis mempengaruhi penerimaan dan kegunaan teknologi AI. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak alat AI terhadap kepuasan konsumen.
Viabilitas alat AI bergantung pada kepuasan dan niat pengguna untuk menggunakannya di masa depan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana risiko privasi yang dirasakan memengaruhi kepuasan pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan dengan menilai dampak tren fashion yang didukung AI terhadap perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mendorong adopsi alat AI. Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan tentang bagaimana industri fashion dapat menggunakan AI secara strategis dan bertanggung jawab.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana AI memengaruhi kepuasan konsumen, hiburan, risiko privasi yang dirasakan, daya tarik media, dan loyalitas pelanggan. Ruang lingkup penelitian mencakup alat AI (hiburan, risiko privasi yang dirasakan, daya tarik media, loyalitas pelanggan) sebagai variabel independen dan kepuasan konsumen sebagai variabel dependen. Penelitian ini juga membahas pengaruh hiburan, risiko privasi, daya tarik media, dan loyalitas pelanggan dari alat AI terhadap kepuasan konsumen dalam tren fashion. Penelitian ini juga bertujuan untuk memahami hubungan antara kepuasan konsumen dan AI di industri fashion.