Berikut ringkasan teks tersebut dalam maksimal 50 kalimat:
Bab ini membahas pentingnya keberlanjutan (sustainability) di Indonesia, khususnya bagi perusahaan agar tetap kompetitif dan menarik bagi investor. Investor global semakin mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam keputusan investasi mereka. Banyak investor global percaya perusahaan harus mengintegrasikan ESG ke dalam strategi mereka, bahkan jika itu mengurangi profitabilitas jangka pendek.
Indonesia menunjukkan kemajuan dalam keberlanjutan, dengan semakin banyak perusahaan berkomitmen pada target nol emisi. Pemerintah mendukung inisiatif ini, contohnya dengan menerbitkan obligasi terkait SDG dan sukuk hijau. Indonesia juga telah meningkatkan target pengurangan emisi nasionalnya dan meluncurkan pasar karbon.
Namun, perusahaan di Indonesia menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan strategi keberlanjutan, terutama dalam menyeimbangkan tujuan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Banyak perusahaan hanya fokus pada CSR daripada mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam inti bisnis.
Di sisi lain, investasi dampak dan pertumbuhan perusahaan sosial di Indonesia meningkat, sejalan dengan tren global menuju keberlanjutan. Perusahaan mencari bantuan konsultan untuk memenuhi kebutuhan keberlanjutan dan investasi dampak, tetapi jumlah penyedia layanan ini masih terbatas.
UMKM memainkan peran penting dalam ekonomi Indonesia, sehingga implementasi praktik keberlanjutan di tingkat ini sangat berdampak. Economic and Business Sustainability Institute (EBSI) didirikan untuk menjembatani kesenjangan antara adopsi keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi.
EBSI, sebagai perusahaan baru, menghadapi tantangan dalam membangun model pendapatan yang kuat dan menentukan strategi keuangan yang berkelanjutan. Penentuan nilai bisnis yang akurat sangat penting untuk menarik investor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan model pendapatan strategis, meramalkan perencanaan keuangan, memperkirakan biaya modal, dan menentukan valuasi perusahaan untuk EBSI. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko kegagalan bisnis dan mendukung kegiatan operasional, sekaligus menarik investor.
Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan bagi EBSI, tetapi juga berfungsi sebagai referensi bagi bisnis lain yang ingin mengintegrasikan prinsip keberlanjutan. Ini juga menyediakan kerangka kerja bagi investor konvensional untuk diversifikasi investasi dalam perusahaan yang menjunjung tinggi keberlanjutan.
Saat ini, EBSI beroperasi sebagai platform berbasis komunitas tanpa menghasilkan pendapatan. Tantangan utamanya adalah membangun model pendapatan yang kuat, memperkirakan arus kas, menentukan biaya modal, dan melakukan valuasi bisnis.
Pertanyaan penelitian meliputi: model pendapatan optimal untuk EBSI, biaya modal yang sesuai, dan perkiraan valuasi EBSI selama periode perkiraan.
Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor relevan, mengusulkan model pendapatan optimal, menghitung biaya modal ideal, dan melakukan valuasi menggunakan beberapa model untuk perbandingan.
Keterbatasan penelitian termasuk ketersediaan data, keterbatasan metodologi, dan penggunaan studi kasus tunggal.