Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran sumber daya manusia (SDM) pengrajin anyaman pandan laut di Kulon Progo dalam menghadapi pasar global, terutama terkait segmentasi dan kendala. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan lima pengrajin dan seorang pemilik industri anyaman pandan laut. Wawancara meliputi data demografi, latar belakang pengrajin, pengenalan industri, motivasi, kemampuan produksi, pendapatan, serta peluang dan kegagalan dalam industri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengrajin berusia antara 42-53 tahun, berpendidikan terakhir SMP atau SMA, dan telah berkecimpung dalam industri ini selama lebih dari delapan tahun. Mereka belajar menganyam sejak kecil, seringkali dari tetangga atau keluarga. Lingkungan yang mendukung, dengan ketersediaan pandan laut yang melimpah, serta budaya menganyam yang kuat, turut berperan penting.
Pengenalan industri umumnya datang dari tetangga, teman, atau keluarga, serta didorong oleh minat pribadi. Motivasi utama adalah minat pada anyaman dan potensi pendapatan yang bisa diperoleh. Kemampuan produksi bervariasi, tergantung pada posisi kerja, ketersediaan bahan baku, dan jumlah pengrajin. Pendapatan pengrajin ditentukan oleh jenis proyek (harian atau borongan), dengan pendapatan harian sekitar Rp70.000 dan borongan Rp30.000-Rp40.000.
Pemilik industri telah mencoba meningkatkan pendapatan melalui ekspor, namun mengalami kegagalan akibat penipuan dan kualitas produk yang belum memenuhi standar internasional. Kurangnya pendidikan formal pengrajin menjadi kendala dalam mempelajari teknik anyaman modern dan berinovasi.
Analisis data menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan, kemampuan, dan pengelolaan perusahaan anyaman pandan laut sangat mempengaruhi perkembangan sektor ini. Kualitas SDM, terutama pendidikan, berdampak signifikan pada pola pikir, pengambilan keputusan, dan kemampuan berinovasi. Pengetahuan dasar menganyam diperoleh dari lingkungan sekitar, tanpa pelatihan formal. Hal ini membatasi kemampuan pengrajin dalam mengikuti tren pasar terkini dan menghasilkan produk berkualitas tinggi untuk ekspor.
Kualitas SDM juga mempengaruhi kemampuan pemilik industri dalam mengelola bisnis, termasuk analisis kegagalan dan identifikasi peluang. Kurangnya informasi yang memadai mengakibatkan kegagalan ekspor akibat penipuan dan masalah kualitas.
Untuk mencapai kesuksesan ekspor dan meningkatkan kualitas industri anyaman pandan laut, penting untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan. Program pengelolaan industri yang efektif juga diperlukan, dengan fokus pada pengembangan dan pemberdayaan SDM. Peningkatan kualitas SDM diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk, inovasi, dan kemampuan bersaing di pasar global.