Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan energi Heat Exchanger Network (HEN) pada proses pemurnian boiling house di pabrik gula dengan kapasitas 8.000 TCD, menggunakan simulasi Aspen Plus untuk proses sulfitasi dan DRK. Hasilnya menunjukkan:
1. Model simulasi berhasil dibangun untuk kedua proses, dengan kebutuhan utilitas total awal untuk sulfitasi sebesar 142,98 MW (pemanas 90,26 MW, pendingin 52,76 MW) dan untuk DRK sebesar 143,44 MW (pemanas 85,45 MW, pendingin 57,99 MW).
2. Optimasi HEN pada proses sulfitasi menurunkan total kebutuhan utilitas sebesar 18,11%, dari 142,98 MW menjadi 117,07 MW, dengan penurunan kebutuhan pemanas sebesar 17,8% dan pendingin sebesar 14,7%.
3. Optimasi HEN pada proses DRK menurunkan total kebutuhan utilitas sebesar 15,34%, dari 143,44 MW menjadi 121,43 MW, dengan penurunan kebutuhan pemanas sebesar 15,83% dan pendingin sebesar 8,49%.
4. Model simulasi hasil optimasi berhasil dibangun tanpa mengubah kualitas dan laju produksi gula.
5. Setelah optimasi, kebutuhan energi utilitas panas pada proses sulfitasi lebih besar 3 MW, sementara kebutuhan energi utilitas dingin lebih kecil 9 MW dibandingkan proses DRK; optimasi membuat kebutuhan panas kedua proses hampir sama.
6. Pencapaian optimasi energi memerlukan peralatan dengan ukuran yang lebih besar karena efek pressure drop.
7. Analisis ekonomi menunjukkan proses DRK memiliki waktu pengembalian modal yang lebih lama dibandingkan sulfitasi karena modal awalnya lebih besar.
Sebagai saran, penelitian lanjutan direkomendasikan untuk: membandingkan emisi SO2 dan CO2 pada kedua proses; mengevaluasi kombinasi Cost Targetting dan Energy Targetting sebelum retrofitting HEN.