Tesis ini menganalisis kebijakan pengelolaan air limbah domestik di Kelurahan Maleer, Bandung, yang merupakan kawasan permukiman kumuh dengan risiko sanitasi tinggi akibat kualitas air limbah yang tidak memenuhi standar. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor kebijakan yang mempengaruhi keberlanjutan sistem pengelolaan air limbah dan mengusulkan model kebijakan yang lebih efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi aktif masyarakat, pembiayaan mandiri, peran lembaga pengelola, dan pemahaman aspek teknis pengolahan air limbah memiliki korelasi signifikan terhadap keberlanjutan sistem. Model kebijakan yang ada saat ini hanya fokus pada aspek teknis dan finansial, sehingga perlu ditambahkan faktor partisipasi masyarakat dan penguatan lembaga pengelola untuk mencapai keberlanjutan pengelolaan air limbah di kawasan kumuh.