Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesalahan valuasi dari berbagai *valuation multiples* dan mengidentifikasi metode valuasi terbaik untuk memprediksi harga penawaran IPO. Metodologi penelitian bersifat kuantitatif dan menggunakan data sekunder dari prospektus perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2023. Dari 79 perusahaan IPO, beberapa dikeluarkan karena laba negatif. Data yang dikumpulkan meliputi harga penawaran, ekuitas, laba, pendapatan, dan jumlah saham yang diterbitkan.
Penelitian ini menggunakan metode Price-to-Book (PB), Price-to-Earnings (PE), dan Price-to-Sales (PS) untuk mengevaluasi perusahaan IPO. Harga penawaran IPO digunakan sebagai tolak ukur valuasi. Rasio PB, PE, dan PS yang wajar (fair) diperoleh dari laporan OJK dan situs Simply Wall Street. Peneliti mengkategorikan perusahaan IPO berdasarkan sektor industri untuk memastikan analisis yang akurat dan relevan. Kategorisasi ini penting karena sektor industri berbeda dalam prospek pertumbuhan, profil risiko, dan metrik keuangan.
Proses data meliputi: pertama, mengkategorikan perusahaan IPO berdasarkan sektornya; kedua, mengidentifikasi rasio yang wajar (fair) untuk setiap sektor dengan menghitung rata-rata *valuation multiples* (PB, PE, PS); dan ketiga, menghitung harga wajar (fair) setiap perusahaan menggunakan rata-rata *industry multiples* yang ditemukan sebelumnya dengan mengalikan rata-rata rasio PB industri dengan nilai buku perusahaan per saham, rata-rata rasio PE industri dengan laba per saham (EPS), dan rata-rata rasio PS industri dengan penjualan per saham.
Kesalahan valuasi dihitung dengan mencari selisih absolut antara rasio valuasi industri yang wajar dengan rasio perusahaan IPO, lalu membandingkannya dengan rasio valuasi industri yang wajar untuk mendapatkan persentase kesalahan. Penelitian ini menggunakan *Mean Forecast Error* (MFE) untuk mendeteksi bias dalam prediksi harga IPO dan *Absolute Valuation Error* (AVE) untuk mengukur penyimpangan harga IPO aktual dari harga yang diprediksi.
Untuk mengidentifikasi metode valuasi yang paling akurat, penelitian ini menggunakan *significance testing* (uji signifikansi) dari perbedaan kesalahan valuasi menggunakan *Kruskal-Wallis test* dan *paired t-test* untuk membandingkan PB, PE, dan PS. Selanjutnya, penelitian ini membuat model harga penawaran IPO menggunakan regresi linier sederhana, dengan harga wajar yang dihitung dari PB, PE, dan PS sebagai variabel independen dan harga penawaran IPO sebagai variabel dependen. Hal ini untuk menghindari multikolinearitas antar rasio. Koefisien regresi dan nilai R-squared digunakan untuk menilai akurasi prediksi masing-masing metode valuasi.