Tesis Ibrahim Rasyid Ridho Rusydi di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada November 2023 meneliti adopsi teknologi dan penerimaan sosial kompor tenaga surya parabola (studi kasus perusahaan MAG Fire) di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi kompor surya dan tantangan yang menghambat penerimaan luasnya, dilatarbelakangi oleh meningkatnya permintaan akan sumber energi berkelanjutan di Indonesia.
Melalui wawancara mendalam dengan calon pengguna (ibu rumah tangga di Sukaraja, Cicendo, Bandung), penelitian menunjukkan tingkat adopsi teknologi yang menjanjikan, dengan kemampuan ibu rumah tangga menggunakan kompor surya. Namun, adaptasi sosial masih rendah karena ketergantungan pada cuaca cerah, ukuran kompor yang besar, dan keterbatasan penggunaan di dalam ruangan.
Analisis menyarankan desain produk yang ditingkatkan, termasuk peningkatan kegunaan dalam kondisi cahaya rendah melalui teknologi tabung vakum, yang juga mengurangi ukuran kompor. Untuk penggunaan di dalam ruangan, desain yang diusulkan menggabungkan pemanas listrik, baterai, dan panel surya. Modifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan dimensi teknologi dan sosial adopsi kompor surya, berkontribusi pada tujuan yang lebih luas untuk mendorong praktik energi berkelanjutan di Indonesia.
Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi partisipan untuk mengumpulkan data, dan analisis tematik untuk mengidentifikasi pola dan tema. Responden adalah ibu rumah tangga yang memiliki kesadaran akan keberlanjutan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penerimaan sosial terhadap kompor surya baik, tetapi ada tantangan terkait harga, keterbatasan penggunaan, dan ukuran.
Rekomendasi untuk MAG Fire meliputi: (1) Pelatihan & dukungan intensif, (2) Kampanye pemasaran edukatif tentang manfaat kompor surya, (3) Kolaborasi dengan organisasi keberlanjutan, (4) Investasi dalam R&D untuk desain yang lebih baik, (5) Pendekatan soft-selling (event, video demo), (6) Desain yang lebih ringkas (teknologi tabung vakum), (7) Integrasi solar panel+baterai untuk penggunaan indoor dan saat cuaca buruk, (8) Target penerima manfaat yang tepat (akses cahaya tinggi, akses bahan bakar rendah, wilayah NTT pesisir), (9) Desain kompor yang lebih cocok untuk fasilitas publik. Tesis ini menyimpulkan bahwa kompor surya memiliki potensi, tetapi perlu inovasi dan strategi yang tepat untuk mendorong adopsi dan penerimaan di Indonesia.