Teks ini membahas tentang **Tata Kelola Perkotaan dan Kewirausahaan Perkotaan** sebagai sebuah konsep dan pendekatan dalam pengelolaan kota. Berikut ringkasannya:
1. **Tata Kelola Perkotaan:**
* Mengacu pada gaya pemerintahan yang melibatkan berbagai aktor (publik, swasta, masyarakat) dan jaringan antar organisasi.
* Memiliki karakteristik saling ketergantungan, interaksi berkelanjutan, interaksi mirip permainan, dan otonomi jejaring aktor.
* Perkembangannya terkait dengan teori institusionalis baru, yang menekankan pentingnya institusi formal dan informal dalam membentuk kepercayaan dan praktik.
* Terdapat tiga pendekatan utama dalam teori institusionalis baru: pilihan rasional, historis struktural, dan sosiologis budaya.
* Dalam konteks politik, tata kelola perkotaan berfokus pada koordinasi sumber daya publik dan swasta, dengan institusi politik sebagai titik fokus analitis.
* Konsep *institutional milieu* menjelaskan bagaimana konteks struktural, budaya politik, dan aktor politik bersinggungan dalam proses tata kelola kota.
2. **Kewirausahaan Perkotaan:**
* Muncul sebagai respons terhadap resesi ekonomi tahun 1970-an, bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya internal kota untuk peluang perekonomian baru.
* Menandai pergeseran dari pendekatan manajerial ke pendekatan inisiatif dan tindakan kewirausahaan dalam pemerintahan kota.
* Dicirikan oleh kemitraan publik-swasta, sifat spekulatif, dan fokus pada politik ekonomi yang mendukung perubahan bentuk kota.
* Memiliki empat strategi utama: bersaing dalam *international division of labor*, meningkatkan posisi kompetitif melalui perbaikan kota (*spatial division of consumption*), menarik fungsi kekuasaan dan kontrol (*spatial division*), dan menarik keunggulan kompetitif terkait redistribusi surplus investasi.
* Dalam konteks globalisasi dan persaingan antar kota, kewirausahaan perkotaan dapat berimplikasi pada persaingan *zero-sum* untuk sumber daya, tetapi juga membuka jalan untuk pola pengembangan *non-zero-sum*.
* Memiliki konsekuensi terhadap pemerataan, di mana subsidi untuk kelompok kaya dapat meningkat, sementara subsidi untuk kelompok kurang mampu berkurang, yang dapat menyebabkan polarisasi dalam distribusi sosial.
3. **Tata Kelola Kewirausahaan Perkotaan:**
* Merupakan model tata kelola yang mendorong kemitraan publik-swasta, di mana elit penguasa lokal berperan lebih proaktif dalam menentukan arah masa depan kota.
* Keputusan politik dibuat melalui tindakan korporatis kolektif, yang melibatkan berbagai agen sosial.
* Pembuat keputusan kunci adalah pemimpin kota dan pengusaha swasta.
* Tujuan politiknya adalah pertumbuhan ekonomi dan investasi, dengan menggunakan empat strategi yang disebutkan di atas.
* Dibandingkan dengan model tata kelola lain (klientelistik, manajerial, pluralis, populis), model kewirausahaan menonjolkan kemitraan publik-swasta dan tujuan pertumbuhan ekonomi.
Secara keseluruhan, teks ini menguraikan konsep dan perkembangan tata kelola perkotaan, khususnya pendekatan kewirausahaan, dengan menekankan pentingnya kemitraan publik-swasta, inovasi, dan persaingan dalam konteks globalisasi. Namun, teks ini juga menyoroti potensi konsekuensi negatif dari pendekatan ini, seperti peningkatan kesenjangan sosial dan polarisasi ekonomi.