Penelitian ini berfokus pada karakteristik wilayah studi di pesisir Desa Panggarangan, Lebak, Banten, yang rentan terhadap tsunami akibat lokasinya di antara segmen Selat Sunda dan Jawa Barat-Jawa Tengah. Desa ini memiliki topografi beragam dan mengandalkan sektor pertanian, perkebunan, dan penggalian sebagai sumber pendapatan. Tsunami didefinisikan sebagai gelombang perairan dangkal akibat gempa bumi, longsor, atau letusan gunung api, dengan karakteristik gelombang panjang dan kecepatan tinggi di laut dalam, namun mengalami transformasi shoaling saat mendekati daratan. Potensi tsunami di pesisir selatan Jawa, termasuk Panggarangan, tinggi karena adanya zona subduksi dan potensi tsunami earthquake. Kerentanan bencana didefinisikan sebagai kondisi yang mengurangi kemampuan menghadapi bahaya, dipengaruhi oleh faktor fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kajian risiko bencana mempertimbangkan bahaya, kerentanan, dan kapasitas, dengan kerentanan terbagi menjadi aspek sosial, fisik, ekonomi, dan lingkungan. Bahaya bencana diukur berdasarkan kemungkinan terjadinya ancaman dan besaran dampaknya, sementara kapasitas bencana merujuk pada kekuatan masyarakat dalam mengurangi dampak risiko bencana.