Tugas Akhir Azhan Anggarajati Rabbani (19219048) dari Program Sarjana Kewirausahaan SBM ITB membahas cara mengubah krisis COVID-19 menjadi peluang bisnis di industri pendakian Indonesia melalui inovasi model bisnis, khususnya terkait Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI). Penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan observasi dan wawancara dengan pendaki dan pengelola gunung.
**Latar Belakang dan Masalah:**
* Industri pendakian di Indonesia memiliki potensi besar, namun terhambat pandemi COVID-19.
* SIMAKSI wajib dimiliki pendaki, namun prosesnya seringkali dilakukan di basecamp yang padat, melanggar protokol kesehatan.
* Beberapa gunung terpaksa ditutup karena pelanggaran protokol.
* Sistem SIMAKSI yang ada dinilai kuno dan tidak adaptif terhadap situasi pandemi.
* Proses pendaftaran data memakan waktu, menimbulkan antrian dan kerumunan.
* Pengelola gunung terbatas, menambah potensi kerumunan.
**Tujuan Penelitian:**
* Mengembangkan strategi bagi "Hikery" (perusahaan fiktif) untuk mengubah masalah COVID-19 menjadi peluang bisnis melalui inovasi model bisnis pada SIMAKSI.
**Metodologi:**
* Riset kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif.
* Pengumpulan data melalui wawancara semiterstruktur dengan pendaki dan pengelola gunung.
* Analisis data menggunakan Business Model Canvas (BMC) dan SWOT untuk mengidentifikasi peluang inovasi.
* Uji validitas dan reliabilitas menggunakan triangulasi (wawancara dan observasi).
**Hasil Penelitian:**
* **BMC Sistem SIMAKSI Saat Ini:**
* **Segmen Pelanggan:** Semua pendaki (pemula, profesional, biro perjalanan, peziarah).
* **Nilai Proposisi:** Asuransi (SAR), izin masuk, dokumentasi.
* **Saluran:** Mulut ke mulut, informasi dari pengelola gunung, blog, website, WhatsApp, Instagram.
* **Hubungan Pelanggan:** Transaksional.
* **Aliran Pendapatan:** Biaya SIMAKSI, parkir, toilet, penginapan, toko, transportasi.
* **Sumber Daya Utama:** Formulir SIMAKSI, tempat istirahat, toilet, toko, transportasi, parkir.
* **Aktivitas Utama:** Parkir, istirahat, makan, bersih-bersih, belanja, transportasi, pendaftaran SIMAKSI.
* **Kemitraan Utama:** BKSDA, pengelola gunung, pemilik bisnis, sopir transportasi.
* **Struktur Biaya:** Formulir, SDM, toko, bensin, kendaraan, internet, smartphone, website, blog.
* **Masalah yang Ditemukan:**
* Proses pendaftaran data yang rumit dan memakan waktu.
* Potensi penyalahgunaan data pribadi (penggunaan Google Form).
* Kurangnya integrasi sistem.
* Ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan di basecamp.
* Adanya calo yang menawarkan kemudahan namun berpotensi melanggar aturan.
* **Analisis SWOT:**
* Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari sistem SIMAKSI yang ada.
* **BMC Usulan untuk Hikery:**
* **Segmen Pelanggan:** *Day hikers* (pendaki harian) berusia 19-24 tahun, mahasiswa SBM ITB yang mementingkan waktu.
* **Nilai Proposisi:** SIMAKSI digital online yang cepat, mudah, terintegrasi, dan aman; sistem *reward* untuk pendaki yang bertanggung jawab.
* **Saluran:** Mulut ke mulut (pendaki yang puas), influencer, website, media sosial, kerjasama dengan pemerintah (Kemenparekraf, BKSDA).
* **Hubungan Pelanggan:** Berbasis *feedback*, reliabilitas, transparansi, personalisasi.
* **Aliran Pendapatan:** Biaya SIMAKSI, biaya fitur premium (misalnya, asuransi tambahan).
* **Sumber Daya Utama:** Platform digital, koneksi internet, alat *barcode scanning*, SDM profesional, kerjasama dengan fasilitas di basecamp.
* **Aktivitas Utama:** Pengembangan dan pemeliharaan platform, pemasaran, pelayanan pelanggan, validasi data, kerjasama dengan *stakeholder*.
* **Kemitraan Utama:** Kemenparekraf, BKSDA, pengelola gunung, pemilik bisnis di basecamp, penyedia transportasi.
* **Struktur Biaya:** Pengembangan dan pemeliharaan platform, gaji karyawan, biaya operasional, biaya pemasaran.
**Kesimpulan dan Implikasi Bisnis:**
* Pandemi COVID-19 dapat diubah menjadi peluang bisnis dengan inovasi model bisnis pada SIMAKSI.
* Hikery dapat mengembangkan sistem SIMAKSI digital yang lebih efisien, aman, dan terintegrasi, khususnya untuk segmen *day hikers*.
* Inovasi ini dapat meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, mengurangi potensi penyalahgunaan data, dan meningkatkan kualitas layanan bagi pendaki.
**Rekomendasi:**
* Hikery perlu segera merealisasikan proyek SIMAKSI digital, mengimplementasikan BMC yang diusulkan, dan membangun kemitraan strategis.
* Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan strategi pemasaran, manajemen operasional, dan peningkatan nilai proposisi.
* Fokus pada pengembangan sistem reward untuk mendorong perilaku bertanggung jawab pada pendaki.
* Mendorong *word of mouth marketing*.
* Menjalin hubungan baik dengan stakeholder terkait.
* Harus ada platform digital untuk memudahkan.
* Koneksi internet untuk memastikan semua berjalan lancar.
* SDM harus profesional di bidangnya.
* Pemerintah diharapkan membantu dari sisi regulasi dan administrasi.
* Stakeholder (pengelola gunung, dll) juga diharapkan berkontribusi.