Sungai Citarum di Indonesia menghadapi masalah polusi berat, terutama dari limbah industri dan aktivitas manusia, yang menjadikannya salah satu sungai paling tercemar di dunia. Pencemaran ini disebabkan oleh berbagai sumber, termasuk bahan organik, logam berat seperti kadmium, kromium, dan merkuri, serta limbah industri seperti pelarut, pestisida, dan pupuk. Logam berat ini sangat berbahaya karena tidak dapat terurai dan beracun, mengancam kesehatan manusia dan ekosistem melalui rantai makanan. Penelitian dilakukan untuk mencari solusi yang lebih efektif dan terjangkau untuk menghilangkan logam berat dari air, dengan fokus pada biosorpsi menggunakan mikroalga sebagai alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis dibandingkan metode konvensional yang mahal dan menghasilkan limbah berbahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan mikroalga dalam menyerap ion kadmium (Cd II) dan kromium (Cr VI) dari air, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti pH, suhu, dosis adsorben, konsentrasi awal ion, dan waktu kontak. Hipotesisnya adalah mikroalga, baik hidup maupun mati, mampu menyerap ion-ion tersebut, dan biomassa mati mungkin lebih efektif dalam proses ini.