Teks ini membahas studi literatur tentang danau pascatambang, meliputi pembentukan, faktor-faktor yang memengaruhi, hidrogeologi, kualitas air, pengendalian kualitas air, model prediksi kualitas air, dan karakterisasi geokimia batuan. Berikut ringkasannya:
**Pembentukan Danau Pascatambang:**
* Danau pascatambang terbentuk akibat kegiatan penambangan terbuka yang meninggalkan lubang (void) yang terisi air dari permukaan dan air tanah setelah penambangan berakhir.
* Waktu pengisian danau bervariasi, bergantung pada curah hujan, kondisi air tanah, dan iklim. Beberapa danau di daerah kering butuh ratusan tahun, sementara di daerah lembap bisa kurang dari satu dekade.
* Pengisian juga dapat dipercepat dengan menggunakan air permukaan dari sungai atau laut.
**Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan:**
* Pembentukan danau pascatambang dipengaruhi oleh proses hidrologi, biokimia, geologi, dan limnologi yang saling terkait.
* Faktor dasar adalah iklim, geologi, dan hidrologi area penambangan.
* Bentuk akhir dan kedalaman pit, kesetimbangan air, limnologi fisik, rencana manajemen, dan akhirnya kualitas air danau juga berperan.
**Hidrogeologi Danau Pascatambang:**
* Hidrogeologi menentukan kecepatan pengisian danau dan volume air akhir.
* Neraca air dipengaruhi oleh presipitasi, air permukaan masuk dan keluar, air tanah masuk dan keluar, evaporasi, transpirasi, dan perubahan volume air.
* Kondisi geologi dan jenis batuan berpengaruh pada hidrogeologi.
* Terdapat dua tipe hidrogeologi danau: terminal (aliran air tanah masuk, keluar hanya melalui penguapan) dan mengalir (aliran permukaan dan/atau air tanah masuk dan keluar).
**Kualitas Air Danau Pascatambang:**
* Kualitas air bervariasi, tergantung pada deposit mineral yang ditambang.
* Banyak danau pascatambang mengandung logam berat tinggi dan/atau metaloida, yang berpotensi mencemari lingkungan.
* Parameter terpenting adalah pH, yang memengaruhi konsentrasi logam terlarut.
* Danau asam (pH rendah) cenderung memiliki konsentrasi logam kationik tinggi dan sulfat sebagai anion dominan.
**Pengendalian Kualitas Air:**
* Pengendalian kualitas air bertujuan untuk menghindari pembentukan air asam tambang.
* Strategi meliputi pengisian cepat danau, penutupan material berpotensi asam (PAF) dengan batuan tidak asam (NAF), meminimalkan masuknya air asam, menjaga stratifikasi air, mengendalikan aliran air permukaan, dan mengurangi erosi.
* Penutupan material PAF dapat dilakukan dengan batuan NAF atau dengan menenggelamkan material PAF di dalam air (wet cover).
* Revegetasi di sekitar danau juga penting untuk mengendalikan erosi.
**Model Prediksi Kualitas Air:**
* Model prediksi didahului dengan uji laboratorium (mineralogi, statik, kinetik) dan dilanjutkan dengan model komputasi (hidrogeologi dan geokimia).
* Perangkat lunak yang umum digunakan adalah PHREEQC.
* PHREEQC dapat melakukan perhitungan spesiasi, kesetimbangan mineral dan gas, reaksi kompleksasi permukaan, pertukaran ion, dan reaksi redoks.
* PHREEQC juga dapat melakukan simulasi inverse modelling dan forward modelling untuk memverifikasi dan memprediksi kualitas air.
**Karakterisasi Geokimia Batuan:**
* Uji statik digunakan untuk mengkarakterisasi potensi pembentukan air asam tambang (AAT) dengan melihat potensi oksidasi mineral sulfida. Uji meliputi pH pasta, total sulfur, ANC, NAPP, dan NAG.
* Uji kinetik, seperti humidity cell test (HCT) dan free draining column leach test (FDCLT) dilakukan dengan mempertimbangkan variabel waktu.
* Uji kinetik lapangan (pit wall leaching) dilakukan langsung di dinding pit untuk mendapatkan gambaran kualitas air danau yang akan terbentuk.
* Analisis hasil uji statik dan kinetik digunakan untuk mengklasifikasikan batuan sebagai non-acid forming (NAF), potentially acid forming (PAF), atau uncertain (UC).