Tesis sarjana Muhammad Aditya Firman Wahyudi (ITB, 2020) ini membandingkan injeksi CO2 pada kondisi *critical swelling factor* dan *miscible* di struktur B, Lapangan S, Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengatasi masalah tekanan *minimum miscibility pressure* (MMP) yang tinggi di reservoir Indonesia. Injeksi CO2 merupakan metode *Enhanced Oil Recovery* (EOR) yang efektif, di mana CO2 melarutkan minyak dan meningkatkan mobilitasnya. Namun, MMP yang tinggi dapat melebihi tekanan rekah reservoir.
Studi ini mengusulkan pendekatan baru, yaitu injeksi CO2 pada *critical swelling factor*, karena hasil eksperimen menunjukkan bahwa tekanan injeksi CO2 di bawah *critical swelling factor* dan kondisi *miscible* tidak menunjukkan peningkatan viskositas yang signifikan, mengindikasikan saturasi CO2 hampir tercapai.
Simulasi reservoir menggunakan CMG GEMTM dilakukan selama 10 tahun untuk memprediksi produksi dan menganalisis perilaku viskositas. Beberapa analisis sensitivitas dilakukan untuk menemukan faktor perolehan minyak optimal. Hasil simulasi menunjukkan bahwa injeksi CO2 pada *critical swelling factor* dan MMP tidak signifikan dalam mengubah viskositas, didukung oleh data eksperimen.
Scenario injeksi CO2 berkelanjutan yang direkomendasikan untuk struktur B adalah pada *critical swelling factor* dengan tekanan 2200 psi, mempertimbangkan batasan tekanan rekah. Scenario terbaik adalah injeksi CO2 selama 8 tahun dari sumur B4 dan produksi dari sumur B1, B3, dan B5, menghasilkan faktor perolehan 50.25%, atau peningkatan 8.204% dari *base case*. Studi ini menyimpulkan bahwa injeksi CO2 pada tekanan *critical swelling factor* adalah solusi yang menjanjikan untuk kondisi reservoir di Indonesia.