Tentu, berikut ringkasan dari teks tersebut dalam kurang dari 50 kalimat:
Teks tersebut membahas evolusi Lembah Sungai Lusi dari Pliosen hingga Holosen dan kaitannya dengan okupasi manusia purba. Manusia purba memanfaatkan wilayah tersebut untuk berburu dan mengumpulkan makanan, dengan bahan baku artefak berasal dari Gunung Muria, Patiayam, dan Lasem. Teknologi pembuatan alat batu berkembang dari monofasial menjadi bifasial, dengan variasi bahan dasar seperti andesit, tulang, dan cangkang kerang.
Perkembangan hunian hominid menunjukkan artefak yang lebih kompleks, seperti kapak penetak batugamping silisifikasi. Asimilasi atau kontak kehidupan diperkirakan terjadi antara manusia di Lembah Sungai Lusi dan Pegunungan Kendeng Sangiran. Bukti aktivitas berburu ditemukan melalui fragmen tulang binatang besar yang berasosiasi dengan alat batu.
Okupasi manusia purba berlanjut hingga Holosen, bersamaan dengan pembentukan teras Lusi 5. Gua Kidang menjadi tempat ditemukannya rangka dan alat manusia purba dari masa itu.
Perubahan muka laut pada Zaman Kuarter akibat glasiasi dan interglasiasi membentuk Daratan Sunda, yang mempengaruhi migrasi fauna dan manusia. Pulau Jawa pernah bersatu dengan Asia Tenggara dan terpisah pada periode tertentu.
Penurunan muka laut hingga 90 meter di bawah permukaan saat ini menciptakan jembatan daratan, memungkinkan migrasi dari Cina ke Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Kenaikan muka air laut kemudian menenggelamkan sebagian daratan Sunda, membentuk kepulauan yang menjadi jembatan lintasan migrasi.
Jalur migrasi manusia terbagi menjadi dua, melalui Malaysia-Sumatera-Kalimantan-Jawa, atau melalui Filipina-Kepulauan Wallace-Flores-Irian Jaya-Timor. Penurunan muka laut pada Plestosen Akhir membentuk daratan di sekitar Asia Tenggara, menghubungkan Cina dengan Sumatera, Kalimantan, dan Jawa, serta menciptakan jembatan daratan antara Filipina dan Kalimantan. Daratan Sunda dan jembatan daratan menjadi jalur migrasi manusia, dengan beberapa kemungkinan jalur di Asia Tenggara.