Teks tersebut membahas tentang analisis fitolit dari Formasi Lusi dan teras-teras sungai Lusi untuk merekonstruksi paleoiklim. Berikut ringkasannya:
1. **Penemuan Peralatan Purba:** Ditemukan peralatan manusia purba *in situ* pada Formasi Lusi dan endapan teras Lusi 3. ITB menggunakan data ini untuk keperluan pendidikan dan penelitian di lingkungan kampusnya.
2. **Analisis Fitolit:** Fitolit adalah partikel vegetasi yang mengalami pembatuan, menyerap silika dari tanah, dan dapat ditemukan pada epidermis tumbuhan, pembungkus biji, dan bagian lainnya.
3. **Metode Analisis Fitolit:**
* **Indeks Fitolit (IPH):** Membandingkan jumlah subfamili Dikotiledonus dan Poaceae untuk mengetahui tingkat kelembaban lingkungan lampau.
* **Indeks Bulliform (IB):** Membandingkan jumlah fitolit berbentuk bulliform dan elongasi untuk mengetahui tingkat dingin/panas lingkungan purba.
* **Indeks Elongasi (IE):** Membandingkan jumlah elongasi dengan seluruh fitolit untuk menentukan tingkat basah/kering lingkungan purba.
4. **Hasil Analisis:**
* **Formasi Lusi (Plestosen Tengah Atas):** Terbentuk pada kondisi lingkungan sedang (IPH 0,1-0,25, IB 0,04-0,125).
* **Teras Lusi 1:** Kemungkinan sangat kering karena terjadi erosi tinggi dan tidak ada endapan sedimen.
* **Teras Lusi 2:** Tidak menyimpan fitolit karena didominasi material berukuran kerakal dan pasir kasar.
* **Teras Lusi 3 (Plestosen Atas):** Lingkungan agak kering.
* **Teras Lusi 4:** Lingkungan sedang, lebih basah dari teras Lusi 3.
* **Teras Lusi 5 (Holosen):** Iklim agak kering atau lebih kering dibandingkan teras Lusi 4.
5. **Kesimpulan:** Analisis fitolit membantu merekonstruksi perubahan iklim dan lingkungan di sekitar Formasi Lusi dan teras-teras sungai Lusi dari Plestosen hingga Holosen. Kelembaban dan kekeringan sangat mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan terendapkannya fitolit, sehingga kondisi lingkungan di masa lampau dapat dianalisis.