Tentu, ini ringkasan teks tersebut dalam maksimal 50 kalimat:
Teks tersebut membahas penemuan fosil fauna vertebrata dan artefak budaya di Lembah Sungai Lusi, Jawa Timur, khususnya di Formasi Lusi dan Teras Lusi 3 (TL3). Sebanyak 70 fosil tulang belakang (vertebrae) Elephas hysundrindicus ditemukan di TL3, mengindikasikan fosilisasi sedang dan kondisi relatif utuh. Selain itu, ditemukan fosil reptil air tawar seperti gigi Crocodilus dan fragmen tempurung Orlitia borneensis, menunjukkan distribusi luas kura-kura ini pada kala Pleistosen tengah hingga akhir. Juga ditemukan fauna moluska air tawar dari famili Pelecypoda (Sulcospira sp., Viviparus sp.) dan Gastropoda (Cabicula gerthi, Elongaria orientalis, Liporimetis papyracea).
Analisis osteologi tulang fosil mengungkap 11 spesies fauna di lembah sungai Lusi, termasuk Bos bubalis, Cervus sp., Elephas hysudrindicus, Stegodon sp., Orlitia borneoensis, Crocodilus, dan Rhinoceros sondaicus, serta satu individu hominid. Tidak ada fauna endemik yang ditemukan. Komposisi fauna vertebrata mendukung penentuan biostratigrafi lembah sungai Lusi, yang termasuk dalam kelompok fauna Punung (TL3) dan transisi antara Punung dan Ngandong (Formasi Lusi). Fauna yang ditemukan di Gua Kidang dikelompokkan sebagai fauna Wajak.
Selain fosil, ditemukan pula data temuan budaya Pleistosen-Holosen berupa ekofak (tulang binatang, kerang) dan artefak (alat tulang, alat batu). Tulang Costaebovidae menunjukkan bekas potongan hominid, dan incisivus Stegodontidae memiliki "cut mark" jejak potong. Alat tulang ditemukan di Formasi Lusi dan TL3, sementara alat kerang hanya di Formasi Lusi. Alat masif (kapak perimbas, serpih bilah) juga ditemukan. Alat serpih bilah dari batu inti merupakan ciri budaya Acheulian. Alat tulang diidentifikasi sebagai budaya Ngandongian, mirip dengan temuan di Teras Ngandong.