Berikut ringkasan isi teks tersebut dalam maksimal 50 kalimat:
Penelitian di Lembah Sungai Lusi, Blora, mengidentifikasi teras-teras sungai yang menyimpan informasi geologis dan arkeologis. Teras Lusi 2 dan 3 mengandung singkapan batupasir halus. Teras Lusi 3, khususnya di Desa Ngaringan, Ngrongah, dan Kalanglundo, kaya akan fosil tulang dan gigi vertebrata (Bovidae, Cervidae, Elephantidae, Testudinidae, Crocodilidae), serta moluska (Gastropoda, Pelecypoda). Umur Teras 3 diperkirakan Pleistosen Akhir, setara dengan Teras Ngandong di Bengawan Solo.
Analisis sampel batupasir Teras Lusi 3 di Kedungcowek menunjukkan komposisi mineral dominan litik (fragmen batuan), diikuti feldspar dan kuarsa. Diagram Pettijhon mengklasifikasikan batuan Teras Lusi 3 sebagai lithic arenite. Ukuran butir granulometri mengindikasikan energi aliran sungai yang berubah-ubah saat pengendapan. Energi ini mempengaruhi keutuhan fosil.
Analisis serupa di Botoreco juga menunjukkan batuan lithic arenite pada Teras Lusi 3. Pengendapan terjadi oleh energi aliran sungai yang berubah-ubah, dan arus di Botoreco memiliki pengaruh rendah terhadap keutuhan fosil. Teras Lusi 4 dan 5, yang tidak mengandung fosil maupun artefak, berada langsung di atas Formasi Mundu dan diperkirakan berumur Holosen hingga Resen, setara dengan Teras Jipangulu dan Menden di Bengawan Solo.
Teras-teras Lusi masih horizontal, menunjukkan tidak adanya perlipatan. Mereka terletak tidak selaras di atas Formasi Mundu atau Formasi Lusi. Stratigrafi lembah sungai Lusi dari tua ke muda adalah Formasi Mundu, Formasi Lusi (tidak selaras di atas Mundu), Teras Lusi 1 (terbentuk setelah pengangkatan), Teras Lusi 2 (tidak selaras di atas Lusi), Teras Lusi 3 (selaras di atas Lusi 2), dan Teras Lusi 4 & 5 (tidak selaras di atas Mundu). Teras Lusi 5 adalah yang termuda dan langsung menumpang di atas Formasi Mundu.