Berikut ringkasan dari teks tersebut dalam maksimal 50 kalimat:
Penelitian geoarkeologi dilakukan di zona Kendeng Utara Rembang, khususnya DAS Lusi dan karst Guagua, melalui survei dan ekskavasi. Pengumpulan data meliputi geologi, paleontologi, dan arkeologi, termasuk pembuatan peta geologi, penampang stratigrafi, serta pengambilan sampel batuan dan fosil. Lokasi penelitian termasuk zona Rembang, dataran aluvial Jawa Utara, Pegunungan Muria, dan zona Kendeng.
Ahli geologi berperan aktif menjelaskan perubahan morfologi terkait keberadaan manusia purba, berdasarkan data geologi dan interpretasi peta topografi, citra satelit, dan data lapangan. Keberadaan manusia di Jawa diyakini sejak 2 juta tahun lalu, pada lapisan Pleistosen Awal. Geomorfologi Jawa Tengah Utara menarik untuk dipelajari terkait bukti keberadaan manusia kuarter.
Penelitian ini melanjutkan studi sebelumnya oleh Duyfjes (1936), Pringgoprawiro (1983), Rizal (1998), dan Sartono (1978). Fokusnya adalah variasi morfologi dari Miosen Akhir hingga Holosen berdasarkan bukti geologi, paleontologi, paleoantropologi, dan arkeologi. Daerah penelitian mencakup zona Rembang dan Kendeng Utara.
Secara geomorfologi, wilayah ini terbagi menjadi Pegunungan Muria, depresi Demak, perbukitan Rembang, Lembah Sungai Lusi, dan perbukitan Kendeng Utara. Analisis geomorfologi didukung oleh peta topografi, citra SRTM, dan Landsat, diinterpretasi berdasarkan rona, warna, relief, bentuk, pola, tekstur, dan keterkaitan objek.
Morfologi daerah penelitian dibagi menjadi zona A (Pegunungan Muria), zona B (depresi Demak-Kudus-Rembang, perbukitan Kudus-Pati-Rembang, Pegunungan Lasem), zona C (depresi DAS Sungai Lusi), dan zona D (perbukitan Kendeng). Data lapangan dikumpulkan melalui observasi morfologi, pola aliran sungai, teras sungai, stratigrafi, sedimentologi, paleoantropologi, dan arkeologi.
Satuan geomorfologi yang terbentuk meliputi perbukitan lipatan Kudus-Pati-Rembang, depresi Demak-Kudus-Rembang, Gunungapi Muria, perbukitan Patiayam, lembah sinklin Lusi, dan Pegunungan Lasem. Depresi Demak-Kudus-Rembang dulunya diperkirakan merupakan selat purba. Sungai Lusi mengalir di lembah sinklin.
Fokus penelitian adalah Sungai Lusi dan sekitarnya karena penemuan fosil dan laporan van Bemmelen (1949). Sungai Lusi mengalir antara perbukitan Kudus-Pati-Rembang dan Kendeng. Sedimentasi Sungai Lusi dipengaruhi erosi dari lereng-lereng perbukitan.
Geologi kuarter Jawa Tengah Utara dipelajari lebih rinci terkait perubahan lingkungan purba dan sedimentasi. Penemuan fosil vertebrata dan manusia di Patiayam dan jalur Kendeng menunjukkan lingkungan purba yang baik. Penyusunan biostratigrafi vertebrata di wilayah ini belum pernah dilakukan.
Sedimen di Lembah Sungai Lusi mengandung fosil vegetasi (fitolit), fragmen tulang vertebrata dan manusia, cangkang moluska, dan alat-alat manusia purba, yang penting untuk rekonstruksi lingkungan purba. Data geologi diambil dari singkapan batuan di Sungai Lusi dan sekitarnya untuk mempelajari geologi Pleistosen-Holosen. Penelitian paleontologi vertebrata dilakukan untuk merekonstruksi paleoekologi kuarter.