Berikut adalah ringkasan isi teks dalam maksimal 50 kalimat:
Bab I Pendahuluan membahas tentang penelitian geoarkeologi di bagian utara Jawa Tengah, khususnya di lembah Sungai Lusi dan gua-gua karst di Blora dan Kudus. Geoarkeologi adalah ilmu interdisipliner yang menggabungkan geologi dan arkeologi untuk memahami hubungan antara proses geologi dan perkembangan kebudayaan selama zaman Kuarter. Penelitian geoarkeologi telah dimulai sejak abad ke-18 dan berkembang pesat dengan analisis stratigrafi dan metode pentarikhan. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi perkembangan lingkungan purba, okupasi, dan jelajah manusia pada zaman Kuarter di wilayah tersebut.
Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya memahami geologi Kuarter Indonesia, khususnya di Sumatera, Jawa, Flores, dan Sulawesi, yang kaya akan fosil manusia dan fauna vertebrata. Penelitian geoarkeologi di Pulau Jawa sering dilakukan di zona Kendeng bagian selatan karena penyebaran batuan Kuarter dan penemuan fosil. Penelitian ini bertujuan mengisi kesenjangan informasi tentang kehidupan fauna dan manusia purba di bagian utara Jawa Tengah, khususnya di sekitar Sungai Lusi, di mana pernah ditemukan fosil vertebrata.
Maksud penelitian adalah untuk mengetahui proses geologi yang membentuk lingkungan purba, menentukan umur batuan yang mengandung fosil, dan mengetahui perkembangan geomorfologi dan paleoiklim. Pertanyaan riset meliputi sejarah geologi bagian utara Jawa Tengah, jejak-jejak budaya manusia purba, dan peran wilayah tersebut terhadap jalur jelajah manusia di Jawa.
Metodologi penelitian melibatkan pengumpulan data primer melalui survei, penggalian, dan analisis inti bor, serta data sekunder dari studi pustaka dan peta. Metode meliputi survei geologi dan arkeologi, pembuatan penampang stratigrafi, pengambilan contoh paleontologi dan arkeologi, serta pengeboran dangkal. Ekskavasi dilakukan di gua karst dan singkapan batuan terpilih menggunakan sistem grid dan spit.
Studi laboratorium meliputi analisis penginderaan jauh untuk membuat peta interpretasi morfologi, analisis granulometri untuk mengetahui sebaran butir, analisis petrografi untuk mengetahui komposisi mineral batuan, analisis paleontologi untuk identifikasi fosil makro dan mikro, analisis arkeometri untuk mengetahui budaya manusia purba, dan analisis radiometri (OSL dan C14) untuk menentukan umur batuan dan artefak. Analisis fitolit digunakan untuk merekonstruksi kondisi lingkungan dan iklim purba.
Asumsi penelitian adalah bahwa kondisi lingkungan Kuarter dipengaruhi oleh proses klimatologi dan geologi, hasil kegiatan manusia dan iklim terekam dalam endapan sedimen, dan Sangiran dapat dijadikan rujukan. Hipotesis penelitian adalah bahwa kehidupan manusia dan fauna purba di bagian utara Jawa Tengah berkaitan dengan dinamika geologi dan klimatologi, dan peralatan serta sisa budaya manusia purba dapat digunakan sebagai bukti jelajah manusia pada zaman itu.
Tahapan penelitian meliputi studi pralapangan, studi lapangan, studi pascalapangan (analisis laboratorium dan pembuatan peta tematik), serta sintesis dan kesimpulan. Penelitian ini diharapkan memberikan kebaruan dengan pengusulan formasi baru (Formasi Lusi), penemuan fosil manusia purba, rekonstruksi lingkungan hidup dan strata budaya, serta rekonstruksi jalur jelajah manusia purba. Manfaat penelitian adalah memahami perkembangan lingkungan, okupasi, dan jelajah manusia purba pada zaman Kuarter di bagian utara Jawa Tengah.