Berikut adalah ringkasan teks tersebut dalam maksimal 50 kalimat:
Teks ini membahas tipologi perpustakaan, sejarah dan perkembangannya, serta studi preseden untuk mendesain perpustakaan pusat Universitas Katolik Atmajaya. Perpustakaan pertama kali muncul seiring perkembangan media cetak sekitar 2500 SM, berupa ukiran tanah. Perpustakaan Alexandria pada zaman klasik memiliki ruang pendataan aset, katalog, dan penyimpanan gulungan papirus dengan langit-langit tinggi dan ventilasi atap. Kekaisaran Roma membangun perpustakaan publik di Pergamon yang juga berfungsi sebagai ruang baca dan alat menarik pengunjung.
Pada Abad Pertengahan, kaum intelektual mengumpulkan buku dari kehancuran Yunani dan Romawi, memunculkan perpustakaan pribadi. Perpustakaan berkembang di biara-biara pada abad ke-6, dengan sistem peminjaman buku. Abad ke-11 menandai munculnya universitas dan perpustakaan perguruan tinggi, seperti di Oxford. Renaisans menghidupkan kembali ciri khas bangunan monumental pada perpustakaan, dengan dekorasi interior.
Abad ke-17 dan 18 adalah puncak perkembangan perpustakaan, dengan peningkatan kuantitas dan perubahan sistem, termasuk perpustakaan berlangganan dan akses publik ke perpustakaan pribadi. Kemudian muncul perpustakaan nasional, kongres, dan publik. Abad ke-20 menampilkan perpustakaan modern dengan fokus pada kualitas ruang, kenyamanan termal, pencahayaan, dan pengaturan ruang. Fungsi perpustakaan juga berkembang seiring teknologi, menjadi tempat berkumpul dan bersosialisasi untuk berbagi informasi.
Di Indonesia, Undang-Undang Perpustakaan mencantumkan lima tipologi: nasional, umum, sekolah, perguruan tinggi, dan khusus. Perpustakaan perguruan tinggi bertujuan memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi civitas akademika. Pemilik proyek adalah Yayasan Atmajaya, yang mendirikan Universitas Katolik Atmajaya. Isu proyek adalah mendesain bangunan yang mencirikan kampus dan mengakomodasi kegiatan sosial mahasiswa.
Studi preseden dilakukan pada perpustakaan King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), Aberdeen University New Library, dan University Library of Utrecht. Perpustakaan KAUST menggabungkan pembelajaran formal dan informal dengan fasilitas seperti area belajar kelompok, lounge, dan cafe. Aberdeen University New Library menjadi landmark dengan fasad asimetris dan fasilitas publik seperti cafe dan ruang konferensi. University Library of Utrecht menggunakan konsep "big box" dengan fasad transparan dan sirkulasi yang rumit.
Kesimpulan dari preseden adalah perpustakaan modern memiliki void untuk menampilkan koleksi buku, menggunakan material transparan, berfungsi sebagai tempat berkumpul dan penyimpanan informasi elektronik, serta memisahkan ruang publik di bawah dan ruang privat di atas.